Loading...
SAINS
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 21:49 WIB | Rabu, 03 Juli 2013

Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea

Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea
Burung Indonesia (dok: Burung Indonesia)
Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea
Kawasan Wallacea (dok: Burung Indonesia)
Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea
Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea (dok: Ayu B. Lova)
Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea
Para Pembicara, kiri ke kanan - Project Team Leader CEPF Wallacea, Pete Wood - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan, Ir. Wahjudi Wardojo - Direktur Eksekutif Santiri Foundation, Tjatur Kukuh - Dosen, Penulis & Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Alexander Sonny Keraf (dok: Ayu B. Lova)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Burung Indonesia, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar Peluncuran Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea pada Rabu (3/7) di Gedung Pusat Kehutanan, Manggala Wanabakti, Jakarta.

Penyusunan Profil Ekosistem Wallacea ini merupakan kerjasama Burung Indonesia, yang bertindak sebagai koordinator konsorsium tim penyusun profil dengan tim penyusun profil. Tim penyusun ini juga terdiri dari Wildlife Conservation Society, BirdLife International, The Samdhana Institute dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB). Yang rencananya akan mendapatkan dana dari Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF).

Profil Ekosistem Wallacea, akan menunjukan wilayah prioritas penyelamatan dari kawasan Wallacea, sekaligus menjadi pedoman bagi CEPF dalam mengucurkan dana hibah. Direncanakan dana ini akan berjumlah lima juta dolar AS atau setara dengan 50 milyar rupiah, untuk waktu lima tahun mendatang. Dana tersebut akan diberikan kepada organisasi non-pemerintah untuk mendukung upaya-upaya konservasi di Wallacea.

“Rencananya dana akan mulai dikucurkan tahun depan, setelah Profil Ekosistem Wallacea selesai disusun dan di setujui oleh CEPF,” kata Project Team Leader CEPF Wallacea, Pete Wood.

Kawasan Wallacea meliputi kepulauan nusantara di sebelah timur Bali hingga sebelah barat Papua (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara) serta Timor-Leste. Kawasan Wallacea kaya keragaman hayati yang terancam pengrusakan, pemanfaatan berlebihan, dan invasi jenis-jenis asing. Wallacea juga terkenal dengan jenis-jenis endemis alias khas yang tidak dijumpai di tempat lain, dan sebagian di antaranya telah masuk dalam daftar jenis terancam punah World Conservation Union (IUCN).

Menurut data IUCN, terdapat 535 jenis kehidupan liar di Wallacea yang kini terancam punah secara global. Jumlah tersebut diantaranya adalah koral 172 jenis, taksa tumbuhan 67 jenis dan mamalia 66 jenis. Dengan begitu banyaknya spesies dan komunitas istimewa di Wallacea, penentuan prioritas mutlak diperlukan. Caranya dengan mengidentifikasikan spesies dan habitat yang paling rentan terhadap ancaman, sekaligus paling membutuhkan perhatian dan upaya konservasi.

Selama penyusunan Profil Sistem Wallacea berlangsung, masyarakat diberi kesempatan menyalurkan aspirasinya melalui website www.wallacea.org, laman facebook Profil Ekosistem Wallacea, maupun surat. Selain itu, para pemangku kepentingan diundang memberi masukan melalui workshop yang akan dilangsungkan pada Agustus hingga September 2013. Workshop akan diadakan di beberapa daerah di Indonesia dan di Timor-Leste.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home