Seruan Tokoh Kristen Menjelang Pemilu 2014
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menjelang Pemilihan Umum 2014, Selasa (9/04) para tokoh Kristiani Indonesia bertemu di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) guna menyerukan lima hal kepada umat Kristiani (dan masyarakat pada umumnya).
Pertemuan tokoh Kristen tersebut diwakili oleh Mgr. Ignatius Suharyo (Ketua KWI), Pdt. Andreas A. Yewangoe ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Nus Reimas Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), Pdt. Japarlin Marbun Sekretaris Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI), Pdt. Guntur Subagyo Ketua Persekutuan Baptis Indonesia (PBI), Mayor Ronald Sapteno (Gereja Bala Keselamatan), dan Habib Karel Waas Ketua Gereja Ortodoks.
Menurut KWI melalui rilisnya mengungkapkan, hal pertama yang diserukan adalah agar umat Kristiani memberi perhatian pada pemilu, berpartisipasi aktif, dan kritis mengikuti serta mengawasi tahapan-tahapannya sebagai wujud panggilan dan tanggung jawab umat beriman agar pemilu bisa berjalan transparan, jurdil, dan berkualitas.
Kedua, umat Kristiani menjadikan pemilu sebagai kesempatan dan momentum untuk mengevaluasi penyelenggaraan negara sebagai upaya untuk memperbaiki situasi dan masa depan bangsa ini.
Ketiga, umat Kristiani tidak terlibat politik uang tapi justru sebaliknya ikut terlibat aktif memeranginya dan tidak terlibat kampanye yang bernuasa SARA yang hanya akan menimbulkan konflik serta menciderai demokrasi.
Keempat, umat Kristiani agar menjadi pemilih cerdas dan berupaya aktif mengenali dan mencari informasi para caleg yang akan dipilih sehingga tidak salah memilih politisi/caleg busuk.
Kelima, meminta partai politik menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dan penuh tanggung jawab sebagai wadah penyaluran aspirasi rakyat. Harap menghindari praktek politik transaksional dan politik yang tidak bermoral dan bermartabat.
Keenam, mendorong dan mendukung lembaga penylenggaraan pemilu agar menjalankan tugasnya dengan penuh baik, jujur, transparan, dan tanggung jawab.
Pertemuan tersebut dilandasi nasehat Mgr. Sogijapranata, Sj mengenai panggilan umat sebagai warga negara yang berbunyi: jangan biarkan orang lainmengambil keputusan mengenai nasibmu, tanpa kamu sendiri terlibat didalamnya. Sebagai warga negara umat dipanggil untuk ikut memikirkan dan menentukan masa depan serta memperjuangkan kesejahteraan bersama (bonum commune).
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...