BNPT: NTB Berpotensi Jadi Tempat Persembunyian Teroris
MATARAM, SATUHARAPAN.COM - Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Agus Surya Bhakti menyatakan, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berpotensi menjadi tempat persembunyian teroris karena jaringan teroris berupaya berpindah lokasi menghindari kejaran aparat keamanan negara.
"Teroris sudah berjaringan, kadang ada di NTB, di Poso, dan di tempat lain. Jadi, NTB juga potensi namun sama dengan provinsi lain," kata Agus Surya Bhakti dalam diskusi publik dengan jurnalis NTB, pada Rabu (30/10) di Mataram.
Menurut Agus Surya Bhakti, dari potensi itu, maka semua pihak di wilayah NTB harus berpartisipasi untuk mencegah perkembangan terorisme di wilayah tersebut. Dengan demikian, kata Agus, yang berkewajiban mencegah terorisme bukan hanya aparat kepolisian dan satuan TNI, melainkan juga masyarakat luas, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, dan juga para pekerja media massa.
"Aksi-aksi terorisme bisa dicegah apabila kita semua peduli, kita semua antisipasi di lingkungan masing-masing, perhatikan keluarga kita, anak-anak kita jangan sampai ikut dalam jaringan terorisme itu," ungkap Mayjen TNI yang merupakan suami dari Bella Saphira itu.
Warga NTB dan Pendatang
Dalam diskusi publik itu, para jurnalis menanyakan pandangan BNPT tentang posisi wilayah NTB di mata terorisme mengingat sudah lebih dari tiga kali Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggerebek lokasi persembunyian teroris di wilayah NTB. Namun, dari belasan terduga teroris yang kedapatan bersembunyi di Pulau Sumbawa, baru seorang yang merupakan warga asal NTB, selebihnya datang dari luar NTB seperti dari Poso, Sulawesi Tengah, dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Selanjutnya, Agus mengungkapkan pentingnya peran Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang sudah terbentuk di berbagai provinsi, termasuk di NTB. Dia menilai, FKPT yang sudah terbentuk lebih dari setahun lalu belum banyak berkontribusi, sehingga BNPT terus berupaya mendorong agar kerja sama yang sinergis dengan berbagai pihak dalam mencegah aksi terorisme dapat terlaksana di NTB.
"Kami terus mendorong dan FKPT juga harus berperan nyata seperti meluruskan ajaran sesat yang diajarkan kepada para calon teroris, dan pendekatan dengan polisi jika ada indikasi terorisme yang patut disikapi," himbau Agus Surya Bhakti.
Diskusi publik yang digelar BNPT itu diikuti lebih dari 50 orang wartawan media cetak dan elektronik serta media online. Sementara dari unsur BNPT hadir Deputi I, Deputi II Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol. Arif Dharmawan, dan Direktur Pencegahan BNPT Kombes Pol. R. Antam Novamber.
Penyelenggara diskusi publik juga menghadirkan mantan tokoh atau aktivis Jamaah Islamiyah (JI) Ustaz Abdul Rahman Ayub yang pernah terlibat dalam berbagai gerakan di Eropa, Australia, dan Asia, termasuk di Indonesia. Turut hadir Ketua Forum Kerja Sama Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB H. Mudjitahid, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB Prof. Syaeful Muslim, dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Kesbangpoldagri) Provinsi NTB H. Nasibun. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Hamas: Syarat Baru Israel Menunda Kesepakatan Gencatan Senja...
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Kelompok Hamas menuduh Israel pada hari Rabu (25/12) memberlakukan "...