8 Manfaat Pengampunan untuk Kesehatan Anda
Umur Lebih Panjang; Meredakan Kemarahan; Tidur Lebih Nyenyak; Menolong Memaafkan Diri Sendiri; Menyehatkan Jantung; Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh; Memperkuat Hubungan Pasangan; Melindungi dari Stres Jangka Panjang
SATUHARAPAN.COM – Pengampunan selama ini hanya dihubungkan dengan ajaran agama. Tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan kita harus menerapkan pengampunan dalam keseharian karena punya segudang manfaat bagi kesehatan Anda.
Pengampunan adalah tindakan sadar memutuskan untuk melepaskan kebencian atau dendam terhadap entitas lain yang telah merugikan Anda (tidak peduli mereka benar-benar layak diampuni atau tidak), menurut Greater Good Science Center di Universitas California, Berkeley.
Dalam konteks ini, pengampunan tidak berarti harus melupakan atau mengabaikan kesalahan yang dilakukan terhadap Anda. Untungnya, gaya hidup penuh pengampunan dapat ditumbuhkan dan dipelajari. Selain itu, pengampunan dapat dipraktikkan melalui strategi yang berbeda, termasuk mengembangkan empati, bersikap optimistis, dan mengungkapkan perasaan Anda dengan cara yang benar.
Berikut ini adalah semua manfaat fisik dan mental yang dapat Anda tuai dengan belajar hidup penuh pengampunan:
Umur Lebih Panjang
Orang-orang yang dapat memaafkan, tetapi dengan syarat—dengan kata lain, hanya bisa memaafkan jika orang lain minta maaf atau berjanji tidak melakukan pelanggaran lagi—lebih cenderung meninggal lebih awal. Ini dibandingkan dengan orang berlatih mengampuni tanpa syarat. Studi pada Journal of Behavioral Medicine 2011.
Para peneliti Universitas Luther menjelaskan bahwa permintaan maaf dapat membantu proses pengampunan bersama. Namun, jika kata “maaf” jadi syarat yang diperlukan untuk pengampunan, “maka ada kemungkinan ada kasus yang lebih sedikit pengampunan akan datang bagi individu itu.”
“Sebab, faktanya mereka yang menyebabkan pelanggaran tidak akan selalu memenuhi kondisi seperti itu, terlepas kesalahan mereka. Dan, pihak tersinggung tidak memiliki kekuatan untuk memaksa mereka minta maaf,” tulis mereka dalam penelitian.
Meredakan Kemarahan Anda
Saat Anda dalam kondisi sangat marah, Anda seakan-akan sedang berada dalam penerbangan—yang dapat memiliki efek pada tekanan darah dan detak jantung, menurut Johns Hopkins Medicine. Tetapi, ketika Anda benar-benar memaafkan, yang mengarah ke penurunan stres, ini dapat membantu untuk meredakan kemarahan. “Ada beban fisik yang sangat besar saat Anda disakiti dan kecewa,” kata Karen Swartz, MD, direktur Klinik Konsultasi Gangguan Perasaan Orang Dewasa di Rumah Sakit Johns Hopkins.
Dan tidak memaafkan seseorang dikaitkan dengan lebih banyak kemarahan, ketegangan, kesedihan, dan perasaan tidak terkontrol, menurut sebuah studi dalam jurnal Psychological Science 2001. WebMD melaporkan pada studi Hope College, menunjukkan bahwa ketika orang menyimpan dendam, mereka memiliki aktivitas fisiologis yang lebih tinggi—ketegangan otot wajah, denyut jantung, tekanan darah dan keringat meningkat—dibandingkan dengan ketika mereka memaafkan.
Bantu Tidur Lebih Nyenyak
Sebuah studi yang dimuat di Journal of Behavioral Medicine pada 2005 menunjukkan bahwa pengampunan dikaitkan dengan berbagai macam upaya kesehatan, termasuk obat-obatan yang dikonsumsi, kualitas tidur dan kelelahan.
Manfaat kesehatan dari pengampunan tampaknya sebagian besar berasal dari kemampuannya untuk mengurangi dampak negatif (perasaan ketegangan, kemarahan, depresi dan kelelahan), peneliti menemukan. Dengan pengampunan, “korban melepas ide balas dendam, dan tidak lagi bersikap bermusuhan, marah, atau kesal tentang pengalaman tidak menyenangkan itu,” peneliti Universitas Tennessee menulis. “Penelitian ini menyelidiki hubungan pengampunan-kesehatan. Kesimpulannya, konsekuensi kesehatan karena kurangnya pengampunan adalah peningkatan kadar emosi negatif.”
“Ada peran sebab-akibat antara pengampunan dan kesehatan, maka pengurangan kemarahan, kecemasan, dan depresi dapat menjelaskan bagaimana pengampunan beroperasi pada tubuh,” mereka menambahkan.
Menolong Memaafkan Diri Sendiri
Ketika Anda adalah orang yang membutuhkan pengampunan, memperbaiki kesalahan dengan orang yang dengannya Anda pernah berbuat salah dapat membantu Anda untuk memaafkan diri sendiri, Baylor University peneliti menemukan.
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Positive Psychology, orang-orang yang meminta maaf atas kesalahan mereka lebih mungkin untuk memaafkan diri mereka sendiri. Penelitian juga menunjukkan bahwa dalam situasi hipotetis, memperbaiki kesalahan dengan seorang teman yang pernah disakiti meningkatkan kemungkinan para peserta penelitian tersebut untuk memaafkan diri sendiri.
“Salah satu hambatan yang dihadapi masyarakat dalam memaafkan diri mereka adalah bahwa mereka merasa layak untuk merasa buruk. Studi kami menemukan bahwa memperbaiki hubungan akan membuat perasaan buruk itu pergi,” peneliti Thomas Carpenter, dari Baylor University College of Arts & Sciences, mengatakan dalam sebuah pernyataan .
Menyehatkan Jantung
Sebab, pengampunan—telah ditunjukkan dalam penelitian—memiliki efek menurunkan tekanan darah. Sebuah studi 2011 dari pasangan menikah dalam jurnal Personal Relationship, misalnya, menunjukkan bahwa ketika korban memaafkan orang lain, kedua pihak akan mengalami penurunan tekanan darah.
“Studi ini memberikan bukti pertama bahwa menerima pengampunan juga memprediksi fungsi fisiologis positif: Pelaku yang menerima perilaku yang lebih damai (seperti yang dilaporkan oleh korban) memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pelaku yang tidak diampuni,” tulis para peneliti dalam penelitian ini .
Demikian pula, sebuah studi dalam Journal of Behavioral Medicine tahun 2003 menunjukkan bahwa pengampunan dikaitkan dengan penurunan kadar tekanan darah. “Pengampunan dapat menghasilkan efek menguntungkan langsung dengan mengurangi beban alostatik—proses mencapai kestabilan psikis—terkait dengan pengkhianatan dan konflik, dan secara tidak langsung melalui pengurangan stres yang dirasakan,” tulis para peneliti.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan 2011 dari Society of Behavioral Medicine menunjukkan bahwa orang dengan HIV yang mempraktikkan pengampunan tulus terhadap seseorang yang menyakiti mereka memiliki persentase CD4 yang lebih tinggi (dianggap positif untuk status kekebalan mereka), Medscape melaporkan.
“Hasil ini mendukung hipotesis kami dan mencerminkan temuan sebelumnya pada hubungan faktor psikososial dengan pembuat kekebalan tubuh pada orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Dan, temuan ini menunjukkan bahwa mengampuni orang lain mungkin bermanfaat bagi kesehatan mereka,” kata peneliti Amy Owen, Ph.D. , dari Duke University Medical Center, mengatakan kepada Medscape.
Memperkuat Hubungan Anda Setelah Perselingkuhan
Benar-benar memaafkan pasangan Anda setelah perselingkuhan dapat menjadi kunci untuk menyelamatkan (dan bahkan memperkuat) hubungan, sebuah penelitian terbaru dari University of Missouri Kansas City menunjukkan.
Bahkan, dalam studi Couple and Family Psychology: Research and Practice menunjukkan bahwa pengampunan mengubah waktu, kepuasan hubungan dan komitmen dalam mengatasi sakit dari perselingkuhan, peneliti menemukan.
Melindungi Stres Jangka Panjang
Memiliki sifat pengampunan secara independen meningkatkan kesehatan mental dan fisik yang positif, menurut sebuah penelitian terbaru di Journal of Health Psychology, yang dilakukan oleh para peneliti dari Luther College, University of California, Davis dan University of California, Los Angeles.
Selain itu, peneliti menemukan bahwa pengampunan tampaknya melindungi terhadap efek negatif stres terhadap kesehatan mental. “Kami menemukan bahwa stres jangka panjang tidak menimpa orang-orang yang mudah mengampuni. Stres jangka panjang dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk bagi orang-orang yang menunjukkan tingkat moderat pengampunannya. Dan, ini paling sangat terkait dengan kesehatan mental yang lebih buruk bagi peserta penelitian yang punya tingkat terendah dalam mengampuni,” tulis mereka. (huffingtonpost.com)
Baca juga:
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...