Abdul Aziz: Hukuman Mati Tidak Relevan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Panitia Seni Lawan Korupsi (SLK) Abdul Aziz menilai hukuman mati tidak relevan. Tujuan yang diharapkan malah ditangkap lain oleh masyarakat.
“Menurut saya pribadi, hukuman mati, mau itu narkoba atau korupsi apa pun kasusnya, itu tidak setimpal. Misalkan, dalam korupsi itu bukan hanya soal besaran uang. Yang harus diperhitungkan adalah dampak sosialnya,” kata Abdul Aziz saat ditemui satuharapan.com di Taman Ismail Marzuki Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).
Menurutnya, hukuman mati memang tidak relevan. Ia mempertanyakan, “Apa sih tujuan pemberi hukuman tersebut?”
“Mungkin, maksudnya hukuman mati ini bisa memberikan pelajaran buat yang lain agar tidak mengulangi lagi. Tapi, malah yang terjadi adalah pelajaran yang sampai ke publik bahwa orang berhak mengambil nyawa orang lain,” kata dia. “Menurut saya pribadi hanya Tuhan yang berhak mengambil nyawa orang lain,” ia menambahkan.
Dia mencontohkan korupsi di Departemen Kesehatan kemudian mengakibatkan pasokan gizi buat anak balita dari sebuah provinsi terhambat karena korupsi.
“Orang harus hitung itu sampai dampak ke anak kekurangan gizi masa depan. Kayak apa hukumannya? Mungkin bisa seumur hidup, tetapi tidak perlu hukuman mati. Ini jauh ini lebih efektif,” kata dia.
“Artinya saya pribadi tidak mendukung hukuman mati,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...