African Leopard, Satwa Afrika Lahir di Prigen
SATUHARAPAN.COM – Nama satwa ini, african leopard, sudah menunjukkan asalnya. Persebaran di habitat aslinya meliputi wilayah sub-Sahara. Tanpa bepergian ke habitat aslinya, di antaranya di Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan atau Taman Nasional Serengeti di Tanzania, african leopard dapat disaksikan di negeri ini.
Taman Safari Prigen, tercatat mengoleksi satwa ini. Dan, kabar menggembirakan dapat dibaca di situs resminya. Pada 27 Oktober lalu, Taman Safari Prigen, mengabarkan kelahiran Thaba di lembaga konservasi ex situ (di luar habitat aslinya, Red) di Jawa Timur itu.
Thaba, bayi african leopard itu berhasil dilahirkan dengan kondisi normal dan sehat, dengan kelamin jantan, dengan berat 600 gr. Thaba lahir dari induk Jalu dan Hely.
Dengan adanya kelahiran satwa yang ada di Taman Safari Prigen Jawa Timur, tim dokter hewan berharap kepada masyarakat untuk ikut melindungi dan menjaga habitat satwa, khususnya satwa yang hampir punah dan dilindungi.
Semua satwa mendapatkan perlakuan yang sangat baik di lembaga konservasi itu, dengan mengedepankan perhatian terhadap aspek animal welfare.
Langka
Di dalam komunitas ilmiah, satwa dari keluarga Felidae ini memiliki nama ilmiah Panthera pardus pardus, Linnaeus. Linnaeus adalah ilmuwan yang mendeskripsikan satwa ini dan memberi nama pada tahun 1758.
African leopard termasuk satwa yang suka menyendiri dan menghindar dari yang lain. Satwa ini memiliki kemampuan yang baik saat memanjat pohon, karena sering memangsa buruannya dan membawanya ke atas pohon. African leopard berburu hewan kecil seperti burung dan binatang pengerat, hingga hewan ukuran besar seperti impala, antelop, dan wildebeest untuk santapannya.
Wikipedia menyebutkan, macan tutul afrika ini memiliki ragam warna bulu yang bergantung pada habitatnya, mulai dari kuning pucat hingga kuning keemasan bahkan gelap, dengan totol-totol gelap, serta warna hitam pekat di beberapa bagian tubuh, seperti kepala dan bagian ekor.
African leopard jantan berukuran lebih panjang, dengan berat rata-rata 60 – 91kg, sementara betinanya berukuran rata-rata 35 – 40 kg.
Di habitat aslinya di Afrika, satwa ini dijumpai mulai dari kawasan hutan hujan di wilayah pegunungan, padang rumput, hingga kawasan gurun yang kering. Namun, memasuki dekade 80, african leopard mulai langka, terutama di wilayah Barat Afrika.
Pertambahan penduduk yang memicu perluasan permukiman serta perburuan disebut-sebut sebagai penyebab kelangkaannya.
Editor : Sotyati
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...