Afsel Kini Punya Penghulu-Nikah Resmi
CAPE TOWN, SATUHARAPAN.COM – Afrika Selatan pada Rabu luluskan 100 imam sebagai petugas pernikahan, memungkinkan ulama Muslim untuk meresmikan pernikahan yang sepenuhnya diakui untuk pertama kalinya.
“Langkah ini akan memungkinkan pasangan Muslim yang menikah untuk mendapat pengakuan resmi secara hukum,” ujar Wakil Presiden Kgalema Motlanthe.
Berbicara di acara pelulusan di Cape Town, Motlanthe menggambarkan UU tersebut sebagai “babak baru dalam sejarah masyarakat Muslim di Afrika Selatan.”
Para imam ini sebelumnya telah memimpin pernikahan yang tidak sepenuhnya diakui dalam hukum perdata.
Motlanthe mengatakan pasangan Muslim sekarang akan memiliki “alat pelindung” dari negara sekuler, sambil mempertahankan “nilai-nilai Al-Quran”.
Kelompok bantuan hukum yang berbasis di Cape Town, Pusat Hukum Perempuan, menyambut pengesahan ulama tersebut sebagai “langkah menuju arah yang benar.”
Islam di Afsel
Islam di Afrika Selatan adalah agama minoritas. Muslim di Afrika Selatan hanya berjumlah di bawah dua persen dari populasi sebanyak 52,9 juta jiwa. Islam di Afrika Selatan telah berkembang dalam tiga tahap. Tahap pertama yang membawa Islam ke Afrika awal adalah sebagai bagian dari migrasi paksa budak, tahanan politik dan buangan politik dari Afrika dan Asia (terutama dari Indonesia) yang berlangsung dari sekitar 1652 sampai pertengahan 1800-an.
Tahap kedua adalah kedatangan India sebagai buruh diwajibkan untuk bekerja di ladang tebu di daerah Natal antara 1860 dan 1868, dan lagi 1874-1911. Dari sekitar 176.000 orang India dari semua agama yang dibawa ke provinsi Natal, hampir 7-10 % dari pengiriman pertama adalah Muslim.
Tahap ketiga telah ditandai—pasca-apartheid—oleh gelombang Muslim Afrika yang telah tiba di pantai dan perbatasan Afrika Selatan. Angka-angka terbaru menempatkan penduduk Muslim Afsel sekitar 75.000-100 000. Sejumlah besar umat Islam dari anak benua Indo-Pak telah tiba sebagai migran ekonomi.
Muslim di Afsel
Mantan kepala pemerintah Western Cape, Ebrahim Rasool, adalah Muslim (Rasool saat ini menjabat sebagai Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat). Imam Hassan Solomon (Raham) adalah seorang Anggota Parlemen dari tahun 1994 sampai kematiannya pada tahun 2009. Selama perjuangan pembebasan, Imam menemukan dirinya diminta oleh banyak masyarakat untuk berkhotbah, bahkan di gereja-gereja! Ia bergabung dengan Front Demokrasi Serikat, dipandang oleh banyak orang sebagai kedok Kongres Nasional Afrika yang (ANC) yang saat itu dilarang pemerintah apartheid.
Selama tahun di pengasingan di Arab Saudi, Imam Solomon melanjutkan studi Islam, tapi selalu berusaha mencerahkan masyarakat setempat tentang situasi di Afrika Selatan. Imam Salomo kembali ke Afrika Selatan pada 1992, dan mengambil kursi di Majelis Nasional di Parlemen setelah pemilu demokratis pertama pada 1994. Ia menjadi anggota parlemen sampai kematiannya pada 2009.
Hazrat Sheikh Ahmed Badsha Peer adalah Sufi yang sangat dihormati. Ia tiba di Afrika Selatan pada tahun 1860 sebagai buruh dan diberi pemberhentian dengan hormat oleh pemerintah kolonial Inggris ketika ia memilih menjadi mistikus. Makamnya berada di Badsha Peer Square/Brook Street Cemetery di Durban.
Abu Bakar Effendi adalah seorang kadi Ustmaniyah yang dikirim pada 1862 oleh sultan Ustmaniyah, Abdulmajid I atas permintaan dari Ratu Inggris Victoria ke Tanjung Harapan, untuk mengajar dan membantu komunitas Muslim Cape Melayu. Selama tinggal di Cape ia menghasilkan salah satu karya pertama dalam literatur Afrikaans dengan karyanya dalam bahasa Arab Afrikaans, Uiteensetting van die godsdiens (Eksposisi Agama-agama). (AFP/Wikipedia.org)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...