Agen FBI Bebas dari Tuduhan Bunuh Saksi Bom Boston
FLORIDA, SATUHARAPAN.COM Seorang agen FBI menembak mati Ibragim Todashev, 22 Mei 2013 lalu selama interogasi tentang salah satu tersangka pengeboman Boston Marathon. Laporan yang bocor pada Jumat (21/3) menunjukkan jaksa Florida dan Departemen Kehakiman Federal tidak mengajukan agen tersebut ke pengadilan.
Seorang jaksa Florida membersihkan agen Biro Investigasi Federal AS (Federal Bureau of Investigation/FBI) dari segala tuduhan. Ia menembak dan membunuh Ibragim Todashev selama interogasi tentang salah satu tersangka pengeboman Boston Marathon, menurut pejabat penegak hukum.
Meskipun pendukung hak-hak sipil dan ayah Todashev telah menyatakan keprihatinan bahwa agen mungkin telah menggunakan kekuatan berlebihan, aparat penegak hukum mengatakan agen bertindak untuk membela diri.
Pejabat FBI yang tahu tentang penyelidikan mengatakan kepada Post bahwa Todashev, seorang penggemar seni bela diri campuran, telah menyerang agen dengan tiang logam. Laporan asli FBI mengatakan bahwa Todashev, seorang warga Chechnya, mengancam agen dengan pisau.
Dewan Relasi Warga Islam Amerika (The Council on American-Islamic Relations/CAIR), kelompok hak-hak sipil yang mendukung keluarga Todashev dengan penasihat hukum, mengatakan kepada Post bahwa temuan itu mengganggu.
Jelas kita memiliki banyak kekhawatiran tentang hal ini, banyak kekhawatiran, kata Hassan Shibly, direktur eksekutif CAIR chapter Florida. Kami menunggu untuk melihat laporan lengkap.
Shibly mengatakan kepada Christian Science Monitor, Mei lalu, dewan telah dikonfirmasi oleh para pejabat FBI bahwa Todashev sudah tidak bersenjata ketika agen menembaknya tujuh kali di belakang kepala.
FBI dan polisi negara bagian Massachusetts telah mencari Todashev untuk ditanyai di rumahnya Orlando, Florida, rumah selama penyelidikan kemungkinan keterlibatan tersangka pengeboman Tamerlan Tsarnaev dalam tiga pembunuhan di Waltham, Massachusetts pada 2011. Todashev dilaporkan terlibat dengan Tsarnaev pada pembunuhan itu.
Tsarnaev tewas dalam tembak-menembak dengan polisi beberapa hari setelah pengeboman Boston Marathon. Adiknya, Dzhokhar, menghadapi 30 tuduhan federal dan kemungkinan dijatuhi hukuman mati untuk pengeboman yang menewaskan tiga orang dan melukai 260 lainnya.
Tak lama setelah kematian Todashev itu, seorang juru bicara FBI mengatakan kepada The New York Times bahwa biro sangat serius menyelidiki insiden penembakan yang melibatkan agen kami, dan dengan demikian kami memiliki, proses yang telah teruji efektif untuk mengatasi mereka secara internal.
The Times melakukan kajian berikutnya dari hasil penyelidikan internal tersebut.
Dikatakan, Jika penyelidikan internal seperti diuji waktu, hasilnya mudah diprediksi: dari 1993 sampai awal 2011, agen-agen FBI menembak mati sekitar 70 subjek dan melukai sekitar 80 orang laindan semua pelaku bebas dari tuduhan, menurut wawancara dan catatan FBI internal yang diperoleh oleh The New York Times melalui file gugatan Freedom of Information Act.
Bom Boston
Ajang lari maraton internasional Boston sekejap berubah menjadi Tragedi Pemboman Boston. Terjadi pengeboman pada ajang lari maraton Internasional yang di gelar di Boston, Amerika Serikat, 15 April 2013. Banyak korban yang berjatuhan akibat ledakan ini.
Seperti dilansir CNN, ledakan terdengar sekitar pukul 14.45 waktu setempat bom ini meledak di dekat garis finish perlombaan maraton di sekitar Boston Copley Square. Tak lama setelah itu terjadi lagi ledakan selang sekitar 10 detik dan ledakan kedua pun terdengar di Perpustakaan Kepresidenan John F. Kennedy.
Tiga teman-teman kuliah tersangka kasus bom Boston juga ditahan polisi dan mereka disangka menghalangi penyelidikan polisi. Dua di antaranya, Azamat Tazhayakov dan Dias Kadyrbayev berasal dari Kazakhstan.
Informasi terbaru dari pemeriksaan terhadap tersangka, pelaku bom Boston juga berencana melakukan aksi pada hari kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli mendatang, seperti dilaporkan Rusia Today, Jumat (3/5).
Polisi mengatakan bahwa keduanya terlibat membuang laptop dan tas punggung milik Dzhokhar Tsarnaev, tersangka bom di arena lomba marathon di Boston. Sedangkan. Robel Phillipos dituduh berbohong kepada penyidik. Namun tidak dijelaskan apakah mereka terlibat dalam perencanaan serangan bom tersebut. (csmonitor.com/wikipedia.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...