Al Azhar Kecam Pembantaian 30 Warga Kristen Etiopia
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Badan Muslim tertinggi yang berbasis di Kairo, Al Azhar, pada Senin (20/4) mengecam eksekusi sekitar 30 warga Kristen Etiopia yang ditangkap di Libya oleh kelompok ISIS.
ISIS merilis video berdurasi 29 menit pada Minggu yang tampaknya memperlihatkan eksekusi tersebut, dengan sekelompok pria dipenggal oleh militan bertopeng di sebuah pantai dan kelompok lainnya ditembak di kepala di sebuah daerah bergurun.
Al Azhar, lembaga pendidikan bergengsi Islam Sunni, mengecam “kejahatan teroris keji yang dilakukan oleh kelompok teroris Daesh,” ungkapnya di laman Facebook mereka, menggunakan singkatan ISIS dalam bahasa Arab.
Aksi “Daesh dan organisasi serupa lainnya tidak sesuai dengan cara apa pun dalam agama, hukum kemanusiaan dan adat apa pun,” ungkapnya.
Kantor Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi juga mengecam pembunuhan itu, dan menyerukan upaya internasional untuk mengakhiri krisis di Libya.
Masyarakat internasional harus “memikul tanggung jawab dan mendukung tentara nasional Libya, pemerintah Libya, dan parlemen terpilih melalui langkah yang cepat dan efektif untuk menyelesaikan krisis di Libya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Mereka mengatakan bahwa sejumlah upaya harus diambil untuk “memulihkan keamanan dan stabilitas Libya serta menghentikan aliran uang dan senjata kepada kelompok teroris dan ekstremis di Libya.”
Pada Februari, Kairo melancarkan serangan udara terhadap kelompok ISIS di dalam Libya setelah ekstremis memenggal 20 warga Kristen Koptik Mesir.
AS Kecam Pembantaian Warga Kristen Etiopia oleh ISIS
Pihak Gedung Putih pada Minggu (19/04) mengecam eksekusi 30 warga Kristen Etiopia di Libya sebagai “pembantaian massal dan brutal,” setelah sebuah video yang diluncurkan ISIS mengklaim pembantaian tersebut.
Video berdurasi 29 menit itu menunjukkan para militan menyekap dua kelompok tahanan, yang disebut dalam teks video sebagai “pengikut Kristen dari Gereja Etiopia yang dimusuhi.”
Seorang militan bertopeng yang membawa pistol membuat sebuah pernyataan yang mengancam penganut Kristen jika mereka tidak memeluk Islam.
Washington mengecam pembantaian tersebut dan menyerukan stabilitas di Libya, yang dilanda kekacauan politik dan kerusuhan sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan diktator Moamar Kadhafi.
“Amerika Serikat mengecam keras pembantaian massal dan brutal terhadap warga Kristen Etiopia oleh ISIS di Libya,” ujar juru bicara National Security Council Bernadette Meehan.
“Aksi kekejaman ini kembali menekankan kebutuhan mendesak untuk solusi politik terhadap konflik tersebut di Libya guna memperkuat persatuan warga Libya dalam menolak kelompok teroris.”
Meehan mengecam pembunuhan karena perbedaan keyakinan dan mengatakan Amerika Serikat akan menyerang balik terhadap “aksi-aksi teror tak berperikemanusiaan”. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...