Australia Selamatkan Anak Kanguru yang Kehilangan Induknya

AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Tenaga terlatih yang bergabung bersama organisasi penyelamatan dan rehabilitasi hewan asli Australia, Kelly Dwyer mendedikasikan hidupnya untuk mengasuh anak-anak kanguru yang kehilangan induknya.

Dwyer telah bekerja selama 15 tahun, dan kebanyakan dari kanguru yang diurusnya berhasil diselamatkan dari kantung ibunya, sedangkan ibunya mati karena tertabrak mobil di jalanan.

Kanguru yang mati karena tertabrak seringkali terlihat di jalanan, terutama di kawasan pedalaman Australia. Kini sebuat organisasi berusaha untuk membesarkan anak-anak dari kanguru yang mati tertabrak tersebut.

Sementara itu, Dowey yang tinggal di kawasan Broken Hills, New South Wales telah mendapatkan training khusus satwa liar untuk kemudian bisa mampu merehabilitasi kanguru yang masih muda.

Untuk merawat anak-anak kanguru, atau dikenal dengan sebutan 'joey' memang membutuhkan keahlian khusus.

"Mereka yang menemukan 'joey' pada kantung ibunya yang sudah mati, tidak bisa mengambil begitu saja dan berpikir, 'oh lucunya'", kata Dowey sebagaimana dikutip australiaplus.com, hari Rabu (5/8).

"Mereka tidak tahu bagaimana mengecek 'joey' tersebut, siapa tahu ada luka. Mungkin ekornya patah, tangannya patah, atau kakinya yang patah. Tidak seperti kucing dan anjing, kanguru dan binatang marsupial lainnya bukanlah hewan peliharaan," katanya.

Menurut Dwyer, menyusui joey untuk kembali sehat merupakan proses yang sulit. "Anda harus mendedikasikan semua waktu Anda untuk joey tersebut," katanya.

"Ini hampir sama seperti bayi yang baru lahir. Joey membutuhkan waktu dan perawatan, makan setiap tiga sampai empat jam ... bahkan sepanjang malam, toileting joey, membersihkan kantong. Ya, itu cukup banyak dua puluh empat tujuh," katanya.

Dwyer mengatakan, sangat mahal untuk menjaga marsupial bayi gizi. "Susu kanguru khusus yang kita dapatkan di cukup mahal. Satu kantong susu adalah $ 450, dan itu hanya untuk 20 kilo susu. Saat ini saya memiliki delapan Joey dalam perawatan," katanya. (australiaplus.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja