Bancakan
Suguhan nasi bancakan yang dimakan beramai-ramai terlihat sedap, sulit dihindari, walaupun mungkin sebenarnya isinya biasa saja.
SATUHARAPAN.COM – Hal yang terkenang saat saya kecil adalah seringnya tetangga melakukan kenduri atau selamatan. Ada upacara siraman, tujuh bulanan, pindah rumah, atau sekadar doa pengucapan syukur karena mendapat rejeki. Dengan tradisi campuran antara agama dan kejawen serta adat, saya terbiasa melihat keluarga sembahyang kepada Dewa Langit setiap tanggal 1 dan 15, juga bau kemenyan serta bunga tujuh warna setiap malam Jumat di depan setiap pintu.
Dan yang paling mengesankan sampai sekarang adalah enaknya bancakan makan nasi bersama saat selamatan, pulang membawa nasi berkat dalam wadah besek beralas daun pisang, yang biasanya terdiri atas nasi, ikan asin, tahu, tempe dan urap sayur. Makanan tersebut sebenarnya biasa saja, namun setiap orangtua saya mendapat satu nasi berkat, saya dan adik-adik ikut bancakan memakannya, merasa hal itu sangat nikmat, yah…karena itu nasi bancakan.
Tiba-tiba saja hal ini kembali terkenang ketika saya menghadapi masalah tentang penggunaan uang kas suatu lembaga sosial. Beberapa waktu lalu ketika saya terlibat dalam kepanitiaan konser untuk amal, seorang teman menanyakan siapakah pengaudit panitia? Saya baru menyadari jika dalam kepanitiaan pun, kecurigaan dan kelalaian dapat terjadi. Apalagi dalam suatu lembaga yang lebih besar. Tujuan baik untuk kemashalatan bersama, terkadang masuk dalam zona abu-abu, karena ada kepentingan pribadi yang terlibat di dalamnya.
Mungkin hal ini pulalah yang menyebabkan maraknya korupsi di segala bidang. Suguhan nasi bancakan yang dimakan beramai-ramai terlihat sedap, sulit dihindari, walaupun mungkin sebenarnya isinya biasa saja.
Dan di sinilah saya menjawab pertanyaan teman saya bahwa pengauditnya adalah Dia, yang tak pernah tidur.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...