Basuki: Saya Tidak Takut Mati karena Percaya Yesus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ada yang berbeda di Kantor Gubernur DKI Jakarta pada Selasa (3/2) siang. Tak seperti biasanya, kantor pemerintah ini mendadak dipenuhi anak-anak usia delapan hingga 12 tahun. Puluhan anak-anak berseragam sekolah dasar itu telah duduk melingkar di Ruangan Balai Agung sejak pukul 10.00.
Dalam agenda resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang dijadwalkan menerima kunjungan dari siswa-siswi Sekolah Pelita Harapan (SPH) Karawaci.
Dengan sedikit tergesa seusai menghadiri pemaparan hasil Operasi Bina Kusuma dan Cipta Kondisi 2015 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahok pun langsung mengambil tempat di tengah lingkaran siswa-siswi SPH.
Dengan senyum simpul, Ahok menyapa anak-anak tersebut.
“Selamat pagi, saya harus berbicara dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris? Saya pikir kalian harus belajar bahasa Indonesia,” ujar Ahok disambut gelak tawa puluhan siswa tersebut.
Lalu, Ahok berbagi pengalamannya menjadi gubernur.
“Suatu hari kalian akan menjadi pemimpin di Indonesia. Tetapi, kalian harus percaya kepada Tuhan untuk diberi kekuatan jika nanti kalian menjadi pemimpin. Kalian juga harus mempunyai prinsip yang besar jika ingin memimpin negeri,” ujar Ahok.
Dia menjelaskan pada anak-anak itu, untuk memimpin Jakarta dengan kondisi yang begitu karut-marut tak perlu digunakan otot.
“Jangan menggunakan otot untuk mengendalikan otakmu. Gunakanlah pikiran dan hatimu untuk menyelesaikan semua masalah yang ada di Jakarta,” kata mantan Bupati Belitung Timur ini.
Ahok juga mengimbau, jika kelak siswa-siswi tersebut menjadi pemimpin, mereka harus mematuhi konstitusi.
“Kita harus memiliki komitmen untuk selalu mematuhi konstitusi, seperti Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” katanya.
Setiap orang dari berbagai latar belakang, etnis, dan ras menurutnya akan dipertemukan dengan sebuah konstitusi.
“Meskipun kalian mempercayai kitab suci yang berbeda, kalian harus tetap patuh pada konstitusi. Patuhlah pada konstitusi, jangan pada konstituen,” Ahok menambahkan.
Ahok pun mengajarkan kepada anak-anak itu untuk nantinya selalu bekerja dengan hati, memperjuangkan kemanusiaan dengan membantu sesama, dan menaklukkan ketakutan dalam diri sendiri.
“Jangan takut meski kamu harus mati, yang terpenting adalah bantulah orang-orang sekitarmu. Saya percaya jika saya mati, saya akan masuk surga karena saya seorang Kristen dan saya percaya Yesus. Oleh karena itu saya tidak akan pernah takut mati,” ujar Ahok.
Ahok memastikan pada anak-anak itu bahwa pemerintah yang baik tidak akan pernah berhenti melayani masyarakat serta tidak ragu-ragu memberi penghargaan kepada yang berprestasi dan sanksi kepada yang melanggar aturan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...