Bawaan Lahir, Seorang Muslim Jadi Mulia di Sisi Allah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta menggelar taklim bulanan. Taklim yang di gelar minggu (10/5) di Masjid Darul Munadzifin Dinas Kebersihan itu diisi oleh penceramah dari Madinah Syekh Ali Muhammad Jaber.
Syah Ali yang juga salah satu Iman Masjid Agung Taman Sunda Kelapa itu mengawali kajian yang mengusung tema "Islam Mewajibkan Umatnya untuk Hidup Bersih"
Dikatakan Syah Ali seorang muslim menjadi mulia di sisi Allah karena bawaannya sejak lahir. Baik bawaan dari segi lahir maupun batin. Seperti bisa menjaga agar ucapan, perbuatan, perilaku mulia dalam kehidupan dan lingkungannya sehari-hari.
"Dimana pun kita berada dia selalu membawa perbuatan yang mulia pasti akan menjadi mulia di sisi Allah SWT," kata dia.
Untuk itu, kata Syah Ali iman manusia selalu naik turun, untuk itu hendaklah sebagai umat Islam selalu mejaga lisannya setiap waktu.
"Ada seorang beribadah sepanjang hari dan sepanjang malam tapi dia tidak menjaga lidahnya untuk memfitnahin orang beratinya amalanya sia-sia," katanya.
Mengenai hal ini Syah Ali mencontohkan, ketika di zaman Rasulullah SAW ada seorang wanita setiap siang dan malamnya selalu melaksanakan ibadah kepada Allah. Tetapi dia membuat ketidak nyamanan di lingkungan sendiri seperti menyakiti orang lain dan membuat kotoran di tempal orang lain dan hal itu menurut Syah Ali adalah sebuah kejahatan yang nista.
"Nilainya barangkali kita lihat sederhana yang kecil apa bila sebab kejahatan itu mengurangi bahkan meghapuskan kebaikan-kebaikan kita," katanya.
Jadi, kata Syah Ali hubungan dengan Allah dan sesama manusia harus seimbang, Karena lanjut Syah Ali Nabi Muhammad SAW menyampaikan bagi umat Islam yang suka menyakiti orang lain maka amal ibadahnya tidak diterima da dia akan masuk dalam keneraka.
"Berati apa guna kita beriman, apa guna beramal soleh, apa guna tahajud dan salat malam, apa guna kita setiap bulan mampu hatam alquran, hablum minalloh lancar hablum minanas tidak beres,' katanya.
Untuk itu kata dia, dalam mengerjakan muamalah hedanya kita seimbang antara hubungan dengan Allah dan Manusia. Karena kata Syah Ali Islam agama sempurna yang memperhatiin hal kecil yang sama pahalnya sengan ibadah yang besar.
"Inilah yang hal kecil kalau kita kerjakan lilahtaala iswat bisa membawa nilai sebagai orang membangun menjid besar tapi bisa menjadi mesjid besar sia-sia karena tidak ikhlas 'inamal banalu bin niat," katanya.
Kata Syah Ali nilai yang di sisi allah barangkali kita melihat seorang tukang bersih biasa-biasa saja tapi bisa di antara tukang bersih orang -orang yang di ijabah doannya, tetapi belum tentu orang yang selalu di masjid diiabah doanya.
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...