Dalai Lama Minta Aung San Suu Kyi Berbuat untuk Rohingya
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Tokoh spiritual dari Tibet, Dalai Lama, mendesak sesama pemenang Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, untuk berbuat lebih banyak membantu minoritas Muslim Rohingya yang teraniaya di tengah krisis migrasi yang terus memburuk.
Ribuan warga Rohingya melarikan diri menggunakan perahu ke negara-negara Asia Tenggara lain untuk keluar dari kemiskinan dan perlakuan diskriminatif oleh mayoritas Budha di negara itu. Namun pemimpin oposisi Myanmar, Suu Kyi, sejauh ini belum berkomentar.
Para pengamat mengitkan sikapnya itu karena khawatir larinya pemilih menjelang pemilihan di negera itu yang dijadwalkan pada November mendatang.
Dalai Lama mengatakan, Aung San Suu Kyi harus berbicara. Dia mengatakan bahwa telah dua kali meminta kepadanya secara pribadi sejak 2012 untuk bicara tentang hal ini. Ketika itu kekerasan sektarian mematikan terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar antara Rohingya dan warga umat Buddha setempat. Dia meminta Suu Kyi untuk berbuat lebih banyak atas nama mereka.
"Ini kasus sangat menyedihkan. Di Burma (Myanmar) saya berharap Aung San Suu Kyi, sebagai pemenang Nobel, bisa melakukan sesuatu," katanya kepada koran The Australian dalam sebuah wawancara pada tanggal 28 Mei menjelang kunjungan ke Australia pekan depan.
"Saya bertemu dengannya dua kali, pertama di London dan kemudian di Republik Ceko. Saya menyebutkan tentang masalah ini dan dia mengatakan dia menemukan beberapa kesulitan, hal-hal yang tidak sederhana tetapi sangat rumit.
"Tapi terlepas dari itu saya merasa dia bisa melakukan sesuatu," kata Dalai Lama, seperti dikutip oleh AFP.
Masalah Rohingya menjadi sorotan dalam bulan ini ketika ribuan warga Rohingya bersama-sama para migran Bangladesh, diselamatkan di beberapa pantai Asia Tenggara setelah melarikan diri dengan perahu.
Krisis menuding kondisi yang mengerikan dan diskriminasi yang dihadapi oleh sekitar satu juta Muslim Rohingya di Myanmar barat, di mana kelompok ini dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Dalai Lama, mungkin sebagai seorang pengungsi paling terkenal di dunia, sejak pengasingannya dari Tibet di kaki Himalaya ke India, dan hal itu tidak cukup untuk mempertanyakan tentang bagaimana membantu warga Rohingya.
"Ada sesuatu yang salah dengan cara manusia berpikir. Pada akhirnya kita kurang peduli terhadap kehidupan dan kesejahteraan orang lain," katanya.
Malaysia telah menjadi tujuan favorit untuk warga Rohingya. Migran ini sering melakukan perjalanan ke Thailand dengan perahu, kemudian darat ke wilayah Malaysia utara.
Pemerintah Thailand mulai melakukan tindakan keras terhadap penyelundupan menyusul ditemukannya kuburan massal di sana, yang tampaknya merupakan rute perdagangan manusia (human trafficking) yang menimbulkan kekacauan itu.
Sekarang ini sekitar 3.500 migran Rohingya ada di Thailand, Malaysia dan Indonesia, yang datang dalam beberapa pekan terakhir. Ratusan atau ribuan lainnya dikhawatirkan masih terperangkap di dalam kapal.
Sebelumnya ada tujuh kamp dan puluhan kuburan yang diyakini beriisi jenazah orang Rohingya telah ditemukan di Provinsi Songkhla, Thailand, di dekat perbatasan dengan Malaysia.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...