Dunia Berduka Melihat Foto Bocah Suriah Tewas di Pantai Turki
TURKI, SATUHARAPAN.COM – Sebuah foto bocah Suriah yang tewas tenggelam dan terdampar di pantai Turki merupakan gambaran pilu nasib pengungsi Suriah yang berusaha keluar dari negaranya. Foto ini akhirnya meraih banyak simpati di media sosial dan menggambarkan betapa mengerikannya nasib pengungsi Suriah demi mencari tempat yang aman.
Dalam foto tersebut tergambar seorang balita berambut gelap, memakai kaus berwarna merah cerah dan celana pendek tewas dengan muka tertelungkup terdampar di pasir pantai Turki, tidak jauh dari kota resor modis Turki Bodrum.
Kemudian, gambar kedua memperlihatkan seorang polisi berwajah muram membawa tubuh mungil yang sudah tak bernyawa itu pergi.
Dalam beberapa jam saja foto ini sangat ramai diperbincangkan di media sosial Twitter dengan tanda pagar #KiyiyaVuranInsanlik yang artinya “manusia terdampar”.
Justin Forsyth, CEO dari Save the Children, mengatakan: "gambar tragis ini sangat mengejutkan ketika seorang anak kecil kehilangan nyawanya untuk melarikan diri dari Suriah dan merupakan pengingat betapa bahayanya anak-anak dan keluarga demi mencari kehidupan yang lebih baik. Kita harus memperhatikan nasib anak-anak ini dan memaksa Uni Eropa untuk datang bersama-sama dan menyetujui rencana mengatasi krisis pengungsi. "
Dalam hal ini, Otoritas Yunani, menghadapi krisis migrasi terbesar sepanjang sejarah, kata dia menanggapi tewasnya bocah itu di antara sekelompok pengungsi yang melarikan diri dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Para pejabat Turki, menguatkan laporan, mengatakan 12 orang tewas setelah dua kapal yang membawa total 23 orang, terbalik setelah berangkat secara terpisah dari daerah Akyarlar semenanjung Bodrum.
Beberapa yang tewas di antaranya adalah lima anak dan seorang perempuan. Tujuh orang lainnya berhasil diselamatkan dan dua orang lainnya mencapai pantai dengan menggunakan jaket keselamatan dan dua lainnya masih dinyatakan hilang.
Wilayah Kos, yang berhadapan langsung dengan pantai Aegean Turki, telah menjadi magnet bagi orang-orang yang bertekad untuk pergi ke Eropa. Diperkirakan 2.500 pengungsi, juga diyakini dari Suriah, mendarat di Lesbos pada Rabu (2/9) dan seorang pejabat menggambarkan mereka datang dengan menggunakan kapal yang tidak layak angkut.
Sebanyak 15.000 pengungsi di Lesbos menunggu giliran mereka dengan kapal pesiar ke pelabuhan Athena dari Piraeus sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke utara Makedonia dan melalui Serbia ke Hongaria dan Jerman.
"Situasi di pulau-pulau itu sangat mengerikan melihat banyaknya pengungsi, kurangnya tempat tinggal dan kondisi kebersihan yang semakin memburuk," kata Ketty Kehayioy, juru bicara UNHCR di Athena mengatakan kepada The Guardian.
"Tidak adanya staf untuk melakukan pendaftaran menciptakan kemacetan yang sangat besar pada Lesvos dan Kos yang memperburuk keadaan. Kondisi itu diperparah dengan fasilitas yang sangat terbatas."
LSM lokal dan relawan, bekerja sepanjang waktu untuk mendukung pelayanan negara yang tidak memadai. Mereka sekarang putus asa, menggambarkan situasi itu sebagai "hal yang benar-benar luar biasa."
Pada hari Rabu (2/9) adalah bagian tersuram ketika sekitar 2.500 orang telah meninggal sepanjang musim panas ini ketika mencoba untuk menyeberang dari Mediterania ke Eropa, menurut badan pengungsi PBB, UNHCR.
Sementara itu, pemerintah Athena,yang akan melaksanakan pemilu pada tanggal 20 September, mengumumkan langkah-langkah darurat untuk memfasilitasi gelombang pengungsi setelah bertemu dalam sesi yang mendesak di bawah perdana menteri, Vassiliki Thanou. (theguardian.com)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...