EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum
16:13 WIB | Senin, 23 Februari 2015
Faisal Basri Sebut Nawacita Tak Rasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ekonom dan politikus Faisal Basri menilai target ekspor perdagangan hingga 300 persen yang tertuang dalam Nawacita Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak masuk akal.
"Nawacita ini jangan dijadikan kitab suci, ini hanya pernyataan politik. Itu tidak rasional. Paling yang bikin juga bilang 'yang penting menang dulu (Pemilu 2014)'", kata dia dalam forum diskusi Rethinking Kebijakan Perdagangan Menuju Target Ekspor 2019 di Auditorium Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Senin (23/2).
"Kalau bisa Pak Rachmat (Menteri Perdagangan) sampaikan ke Presiden kalau indikatornya salah. Apa gunanya kalau ekspor naik tiga kali lipat tapi impornya naik lima kali lipat."
Menurutnya, Nawacita tidak bisa dijadikan acuan untuk memenuhi target ekspor. Dia khawatir pembangunan ekonomi malah akan terganggu.
"Misal di sektor migas, ekspor Indonesia terus turun dari tahun ke tahun. Situasi ini harus dihentikan dengan cara meningkatkan ekspor non migas agar tidak terjadi defisit."
Dengan keras dia menyatakan bahwa dengan target ekspor yang ingin dicapai Indonesia sebesar 28 persen merupakan hal yang tidak mungkin karena ekspor dunia saja paling cepat 3,8 persen tahun ini.
"Ya ngimpi, lah!" Kata dia.
Sebagai contoh India yang melakukan berbagai cara untuk meningkatkan ekspornya selama lima tahun. Namun hasilnya pertumbuhan ekspor di negara itu hanya 74 persen.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tetap optimis dengan target yang telah ditentukan.
"Kalau tidak bisa tercapai, setidaknya kita sudah mencoba. Namun, saya tetap optimis mencapai target yang sudah ditentukan," kata dia menutup forum diskusi tersebut.
Editor : Eben Ezer Siadari
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...