Gadis Kristen Irak Umur 10 Tahun Maafkan ISIS (+Video)
MOSUL, SATUHARAPAN.COM – “Saya tidak akan melakukan apa pun. Saya hanya berdoa agar Allah mengampuni mereka,” kata Myriam, gadis kecil Irak saat ditanya reporter televisi SAT-7 jika ia punya kesempatan ‘membalas’ kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/Islamic State of Iraq and Syria/ISIS)
Wawancara yang disiarkan televisi Kristen Arab SAT-7 dan disebarkan di YouTube awal Februari lalu mendapat sambutan luas.
Oleh situs Christianity Today, video ini dikaitkan dengan ucapan Muhga Ghalab, Dekan Studi Islam di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Ia berbicara tentang peran ibu dalam menjaga kohesi sosial seperti dilansir Selasa (17/3).
“Kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk mengasihi, tapi kita tidak melakukannya,” kata dekan di salah satu sekolah yang paling dihormati di dunia Muslim ini. Versi Muslim ajaran Etika Timbal Balik (Aturan Emas/Golden Rule) diucapkan dengan fasih dalam diksi Arab yang sempurna. Tapi, kemudian ia memain-mainkan catatannya. Dia sangat ingin menyampaikan suatu bagian secara benar, tapi kurang familiar.
“Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.” Dia membaca ucapan Yesus Kristus di Matius 5:43-44. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Ghalab berbicara pada seminar pekan lalu yang disponsori oleh Egyptian Family House, sebuah inisiatif yang mempromosikan persatuan nasional antara Muslim dan Kristen.
Dua video terakhir terbaru dari SAT-7 bisa dikatakan sebagai indikasi bahwa ada keakraban tumbuh dengan pengampunan Kristen di dunia Arab melampaui kekejaman yang disponsori ISIS.
Contoh utama dari harapan Ghalab tentang anak-anak yang penuh kasih: Myriam (10) dari Mosul, Irak. Keluarganya lari dari rumah mereka Juli lalu bersama dengan ratusan ribu orang Kristen lainnya. Mereka mencari keselamatan di Kurdistan Irbil. Essam Nagy dariSAT-7 Kids mengunjungi kamp-kamp pengungsi dan terhubung dengan Myriam, seorang Kristen setia yang memuji Allah karena menghindarkan ISIS untuk membunuh mereka.
Ditanya tentang perasaannya terhadap orang-orang yang mengusirnya dari rumahnya, Myriam bertanya-tanya mengapa mereka melakukan ini. Lalu ia berkata: “Saya hanya akan meminta Allah untuk mengampuni mereka. Mengapa mereka harus dibunuh?”
Sampai saat ini, lebih dari sejuta orang telah melihat kesaksiannya secara online. [Video dapat Anda lihat di akhir artikel ini]
Lima saluran SAT-7 menjangkau 15 juta penonton di Afrika Utara dan Timur Tengah, meskipun tidak mungkin untuk mengukur berapa banyak orang menonton kesaksian Myriam ini. Namun, jumlahnya dapat dilacak melalui kampanye media sosial, yang telah mencapai 25 kali dari penonton normal, dengan terjemahan video yang disediakan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Turki, dan Mandarin. Kesaksian Myriam tidak hanya menyebar melalui afiliasi SAT-7, tetapi juga di media sekuler lokal.
Al-arabiya memuji Myriam yang menghadapi ISIS dengan kasih. “Setiap orang yang mendengarkan dia akan terkejut,” televisi Mesir, Youm 7 menggemakan. Koran terbesar Lebanon al-Nahar menyerukan klip video harus ditampilkan di sekolah negeri sebagai pelajaran dalam kemanusiaan.
Pesan dari Desa
Pesan pengampunan lain disiarkan dari desa al-kami, 150 km sebelah selatan Kairo dan rumah bagi 13 dari 21 martir Kristen di Libya. Bashir Estephanos, yang kehilangan dua saudara dalam pembunuhan, menelepon SAT-7 dan mengejutkan semua penonton karena berterima kasih kepada ISIS. Setengah juta orang sekarang telah mendengarkan kesaksiannya secara online.
“ISIS memberi kami lebih dari yang kami minta,” katanya kepada Maher Fayez pada program populer We Will Sing. “Mereka tidak mengedit bagian [saat tenggorokan mereka dipotong] mereka yang menyatakan iman mereka dan berseru kepada Yesus.”
Estephanos berdoa saat siaran itu meminta Allah menyelamatkan pembunuh 21 orang Koptik Mesir itu dari ketidaktahuan akibat ajaran yang mereka terima. Estephanos juga mengisahkan percakapan dengan ibunya yang sudah berumur 60 tahun itu. Jika seseorang ISIS berada di desa mereka, “Ibu saya berkata dia akan mengundang ke rumahnya ... dan memohon Allah untuk membuka matanya.”
“Klip ini memberikan umpan balik atas video mengerikan tentang pembunuhan yang ditonton orang di media mainstream,” kata Farid Samir, direktur eksekutif SAT-7 di Mesir. “Seruan Myriam dan Bashir adalah bentuk perlawanan—tetapi melalui pengampunan.”
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah menyatakan secara resmi tentang gereja yang akan dibangun untuk mengenang para martir.
Kembali di Suriah, lebih dari 200 orang Kristen Assyria masih jadi sandera dari ISIS setelah akhir serangan Februari pada desa-desa mereka. Di Irak, milisi Kristen resmi pertama telah berdiri dan bergabung dengan pasukan Peshmerga Kurdi. (christianitytoday.com, breibat.com, aina.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...