Gandaria, Flora Identitas Jawa Barat Kaya Antioksidan
SATUHARAPAN.COM – Buah gandaria dikenal sebagai penyedap dalam pembuatan sambal, atau pembuatan rujak Kanistren di Jawa Barat yang disajikan dalam upacara Tebus Wetengan pada saat perempuan hamil tujuh bulan. Di Kalimantan, gandaria dikenal dengan nama ramania, dan juga dimanfaatkan sebagai sambal ramania yang sangat cocok dipakai untuk menemani lalapan, ayam, ikan, tahu atau tempe goreng, maupun ikan asin.
Buah gandaria berwarna hijau saat masih muda, dan yang matang berwarna kuning. Rasanya kecut-manis, dan dapat dimakan langsung atau diolah menjadi sirup atau dijadikan manisan yang lezat. Buah gandaria mirip buah mangga kecil. Daun yang dapat dimakan adalah daun muda yang masih segar dan memiliki warna ungu tua, sebagai lalap. Batang gandaria dapat digunakan sebagai papan.
Gandaria adalah flora identitas Provinsi Jawa Barat, mendampingi macan tutul (Panthera pardus) yang ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Jawa Barat, seperti dikutip dari riobelajar.blogspot.co.id. Tanaman gandaria merupakan tanaman asli Indonesia. Nama gandaria diperoleh dari warna kulit ari bijinya yang ungu kemerahan (bahasa Sunda untuk ungu adalah gandaria). Dari segi budaya, memang gandaria lebih memasyarakat di Jawa Barat.
Pembudidayaan gandaria umumnya dilakukan di beberapa lokasi tertentu seperti Jawa Barat, Ambon, Kalimantan, dan yang paling banyak melakukan pembudidayaan adalah petani-petani buah dari Thailand.
Petani-petani di Thailand membedakannya menjadi tiga rasa berdasarkan rasa daging buahnya, yaitu ma-prang prew yang rasanya asam, ma-prang waan atau ma-prang ta it yang rasanya manis, dan ma-yong yang rasanya manis pada saat buah matang dan mengandung sedikit asam.
Nithiya Shanmuga Rajan dan Rajeev Bhat dari Divisi Teknologi Pangan Teknik Industri Universitas Sains Penang Malaysia, dikutip dari International Food Research Journal 2014 dalam situs ifrj.upm.edu.my, meneliti senyawa antioksidan dan aktivitas antioksidan dalam buah gandaria. Hasilnya terbukti bahwa buah gandaria mentah memiliki fenolat, tanin, dan asam askorbat yang ditemukan dalam buah-buahan mentah (diekstraksi dengan metanol) sangat tinggi, sedangkan flavonoid dan flavonol yang tinggi ditemukan dalam ekstrak etanol buah matang.
Selain itu, ekstrak metanol buah-buahan mentah menunjukkan kapasitas antioksidan tertinggi dan memiliki aktivitas yang radikal. Kesimpulan dari studi itu jelas menunjukkan bahwa pelarut cenderung mempengaruhi extractability senyawa antioksidan.
Pemerian Botani
Buah gandaria, dikutip dari Wikipedia, menyerupai mangga bulat yang kecil. Pohonnya sedang, namun tingginya dapat mencapai 25 m. Tajuknya rapat. Dahannya berbentuk lebar memanjang, dengan ujung yang tumpul.
Perbungaannya malai. Bunganya menyerupai bunga mangga yang berwarna kuning, dan muncul di ketiak daun. Gandaria berbunga pada bulan September-Desember.
Buahnya bulat, seperti kelereng. Tipenya seperti buah batu, mengeluarkan cairan kental dan bau khas seperti terpentin. Sewaktu masih muda, warnanya hijau, dan kalau matang, berwarna kuning oranye. Bijinya berwarna ungu.
Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur-lonjong sampai bentuk lanset atau jorong. Waktu muda berwarna putih, kemudian berangsur ungu tua, lalu menjadi hijau tua.
Pohon gandaria memiliki nama ilmiah Bouea macrophylla Griffith, seperti dikutip dari biologitaksonomitumbuhan.blogspot.co.id, adalah satu spesies dari suku Anacardiaceae. Ditinjau dari nama-nama lokal yang dikenal di Indonesia, Malaysia, maupun Thailand, ada lebih kurang 15 nama lokal yang diberikan kepada tanaman ini. Bahkan warga di Kalimantan membedakannya menjadi ramania pipit dan ramania tembaga yang rasanya manis, dan ramania hintalu yang rasanya asam.
Nama-nama lokal itu ialah gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak ngaju), dandoriah (Minangkabau), wetes (Sulawesi Utara), kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar), buwa melawe (Bugis), umpas (Kalimantan), dandoriah (Minangkabau). Di daerah persebarannya, gandaria yang disebut marian-plum dalam bahasa Inggris ini, disebut ma praang, somprang (Thailand), kundang (Malaysia), dan gandaria (Filipina).
Buah ini berasal di daerah-daerah Asia Tenggara, sekarang menyebar ke pulau-pulau di sebelah timurnya dan juga sampai ke India. Di Indonesia, gandaria tersebar di Pulau Sumatera, sebagian Jawa, Maluku, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua. Gandaria tumbuh di hutan-hutan, atau ditanam di desa-desa sebagai tanaman buah. Pembudidayaan tumbuhan ini sudah dilakukan di Sumatera. Gandaria tumbuh baik di Ambon, baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi.
Sebenarnya tidak hanya buahnya, namun hampir seluruh bagian dari tanaman gandaria memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Batang kayu dari tanaman ini dapat digunakan sebagai papan, daunnya dapat dimakan sebagai lalapan, dan buahnya dapat dikonsumsi baik dalam keadaan matang atau masih agak muda. Banyak manfaat dari buah gandaria. Beberapa di antaranya adalah sebagai sumber vitamin C, dan sebagai antioksidan pencegah berkembangnya sel kanker pada tubuh manusia.
Manfaat Herbal Gandaria
Tim peneliti dari Fakultas Farmasi MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, seperti dikutip dari ejournal.unsrat.ac.id, meneliti uji aktivitas antioksidan untuk mengetahui komposisi fitokimia jus buah gandaria dan potensinya sebagai antioksidan. Hasil penelitian jus gandaria memiliki komposisi fitokimia (saponin dan fenolik) sangat potensial sebagai antioksidan.
Sementara itu, Ida Fachrirroh Tuhepaly dari Program Studi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, melakukan uji praskrining aktivitas antikanker pada biji gandaria dengan Metode Brines Shrimp Lethality Test Ekstrak n-Heksana dan Metanol. Ia menyimpulkan, ekstrak metanol biji gandaria memiliki aktivitas antikanker menurut metode Shrimp Lethality Test (BST) dan hasil skrining kandungan kimia, yang terkandung dalam ektrak metanol biji gandaria adalah golongan flavonoid dan triterpenoid/steroid.
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengisolasi dan mengidentifikasi lebih lanjut aktivitas yang terdapat dalam ekstrak metanol biji gandaria dan melakukan uji aktivitas biologik antikanker lain.
Editor : Sotyati
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...