Gereja di Toronto Doakan Pendeta yang Ditahan Korut
TORONTO, SATUHARAPAN.COM – Ratusan teman, jemaat, dan para pemimpin agama warga Kanada keturunan Korea berkumpul di sebuah gereja di pinggiran Toronto, Kanada, Senin (9/3) untuk berdoa bagi seorang pendeta Kanada yang pada Februari lalu ditahan oleh pihak berwenang Korea Utara saat menjalankan misi kemanusiaan.
Pendeta Hyeon Soo Lim, 60, pemimpin 3.000 jemaat Gereja Presbiterian Cahaya Korea (Light Korean Presbyterian Church), terakhir terdengar kabarnya pada 31 Januari. Para pemimpin gereja LKPC mengatakan bahwa pemerintah Kanada sedang bekerja untuk membebaskannya.
Kanada membatasi kontak dengan Korea Utara sejak hubungan diplomatik dengan Pyongyang ditangguhkan pada 2010. Pekan lalu Swedia, yang memiliki kedutaan besar di Pyongyang, berkata bahwa duta besar mereka menekan Korut untuk mengizinkan pertemuan dengan warga negara Kanada yang mereka tahan.
"Kita harus mendesak Korea Utara, Pemerintah Kanada, dan PBB mengembalikan Pdt Lim pada keluarganya," kata Pendeta Choong Sik Ryu, kepala Dewan Gereja Korea di Ontario.
Pdt Lim kelahiran Korea Selatan telah mengunjungi Korea Utara lebih dari 100 kali sejak tahun 1997 dan telah membantu membentuk sebuah panti asuhan dan panti jompo di sana. Ia tinggal di Kanada sejak 1986 dan merupakan warga negara Kanada, menurut juru bicara gereja Lisa Pak.
Sekitar 300 pemimpin agama dan anggota gereja menghadiri doa 90 menit. Para pemimpin komunitas Kristen Korea-Kanada membacakan pernyataan bersama menyerukan pembebasan Lim.
"Butuh waktu 70 tahun bagi bangsa Israel untuk dibebaskan. Ini menandai tahun ke-70 bagi Korea untuk dibagi menjadi dua negara," kata Pendeta Yo-Hwan Kim dari Korea Gereja Injili Toronto. "Kami hanya bisa berdoa untuk keajaiban."
Kyung Sup Lee, yang bepergian ke Korea Utara pada tahun 1997 pada misi pertolongan pertama Lim ke negara itu, berkata bahwa setelah misi ini Pdt Lim berencana mengundurkan diri dari berkhotbah untuk mengabdikan dirinya untuk pekerjaan kemanusiaan.
"Saya percaya Pdt Lim selalu ingin bekerja Menjelang reunifikasi Korea dan menyebarkan Injil di mana-mana, khusus Korea Utara," kata Lee, 77.
Pendeta Jason Lim Noh mengatakan bahwa Pdt Lim melakukan kunjungan rutin ke panti asuhan di daerah Rajin. Ia berangkat dengan penatua gereja lain ketika birokrat ekspor ekonomi Korut meminta dia untuk mengunjungi Pyongyang. Sejak itu tidak terdengar lagi kabarnya.
Korea Utara dan Tiongkok menekan kelompok Kristen selama bertahun-tahun. Dan, beberapa orang Kristen Amerika telah ditahan oleh Korea Utara. Bulan lalu, Tiongkok secara resmi menahan pria Kanada, Kevin Garratt, karena dicurigai mencuri rahasia negara. (religionnews.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...