Gereja-gereja Pasifik Kritisi Kunjungan Luhut ke Fiji
SUVA, SATUHARAPAN.COM - Konferensi Gereja-gereja Pasifik (Pacific Conference of Churches /PCC) mengeluarkan pernyataan kritis terhadap kunjungan Menkopolhukam, Luhut Binsar Padnjaitan, ke Fiji yang bertujuan untuk memberikan bantuan ke negara itu setelah dilanda bencana belum lama ini.
Organisasi gereja-gereja Pasifik itu mengatakan bantuan pemerintah asing harus memperlakukan korban bencana dengan bermartabat dan tidak membuat persyaratan atas bantuan yang diberikan.
Menkopolhukam mengunjung Fiji pekan ini dan berencana memberikan bantuan 5 juta dolar AS serta bantuan tenaga insinyur untuk merehabilitasi negara itu yang porak-poranda oleh topan Winston bulan lalu.
Sekjen PCC, Pendeta Francois Pihaatae, mengatakan pejabat Indonesia harus disambut dengan baik, tetapi ia mengingatkan kedatangan Luhut kentara bermuatan politik.
Ia mengingatkan bahwa Menkopolhukam selama ini telah sangat vokal menentang setiap kelompok yang ingin memperjuangkan penentuan nasib sendiri di Papua dan secara terbuka menyerukan agar aktivis Papua yang memperjuangkannya angkat kaki dari Indonesia.
Sebelum ini, menurut rnz.co.nz yang melaporkan berita ini, seorang pejabat senior pemerintah Indonesia mengatakan awal pekan ini bahwa kunjungan Luhut ke Fiji bertujuan untuk menekan dukungan Fiji terhadap organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Papua, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
ULMWP baru-baru ini memeperoleh status sebagai pengamat di organisasi negara-negara Pasifik yaitu Melanesia Spearhead Group (MSG). Seiring dengan itu Jakarta mencoba meningkatkan upaya diplomatik ke kawasan ini.
Pendeta Pihaatae mengatakan setiap pembicaraan bilateral antara Indonesia dan Fiji tentang isu Papua tidak boleh dipengaruhi oleh bantuan kepada korban topan.
"Kami meminta kepada semua donor - termasuk LSM - tidak mempersyaratkan kondisi tertentu untuk membantu dan meminta mereka untuk menahan diri dari memberikan bantuan dengan pesan untuk mendukung suatu alasan politik," kata dia.
Pendeta itu juga memberikan gambaran bahwa Selandia Baru dan Australia - yang selama ini lama dilihat sebagai penentang perdana menteri Fiji, Frank Bainimarama - sudah dengan segera memberikan bantuan kepada Fiji, tanpak menetapkan pra-kondisi untuk bantuan kemanusiaan.
"Dengan menerima bantuan bersyarat," kata dia, "Pemerintah melakukan tindakan merugikan rakyat mereka."
Sebagai bagian dari perjalanan Luhut ke negara-negara Pasifik, ia juga akan mengunjungi Papua Nugini dan dijadwalkan tiba di Port Moresby besok.
Namun Menlu PNG, Rimbink Duck, mengindikasikan bahwa tidak ada pembicaraan tentang Papua dalam kunjungan kali ini.
Kata Duck, pada tingkat politik hubungan PNG dengan Indonesia berada pada tingkat yang sangat baik.
"Sebagai contoh, Papua Nugini adalah, saya pikir, satu-satunya negara di Kepulauan Pasifik yang telah diberi kebijakan visa gratis oleh Indonesia. Setiap warga negara dari PNG dapat masuk ke Indonesia dengan bebas visa," kata dia.
Pato menegaskan Papua adalah bagian integral dari Indonesia dan bertekad tidak membicarakan penentuan nasib sendiri.
"Jadi kami tidak tertarik dengan masalah penentuan nasib sendiri, karena itu tidak pernah menjadi masalah bagi kami, dan itu tidak pernah menjadi perhatian bagi kami."
Namun, kata dia, pihaknya akan terus membahas masalah kekhawatiran akan pelanggaran hak asasi manusia di Papua, sesuai dengan resolusi oleh para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik tahun lalu di KTT di Port Moresby.
Editor : Eben E. Siadari
Baca Juga:- Gereja Katolik Minta PBB Investigasi Pelanggaran HAM Papua
- Sejumlah Negara Hadiri Pertemuan Pembebasan Papua di London
- Aktivis Papua Pilih Sosialisme dan Tinggalkan Gereja
- Mahasiswa Papua di Australia Nekad Suarakan Aspirasi Merdeka
- Pakar Media: Pelanggaran HAM Papua Harus Jadi Cerita Global
- Dukung ULMWP Anggota Penuh, Vanuatu Minta RI Didepak dari MSG
- Seperti Papua, Pulau-pulau Ini Juga Ingin Merdeka
- Perempuan Katolik Papua Minta Paus Fransiskus Kunjungi Papua
- 20 Uskup Negara-negara Melanesia Turun ke Papua, Ada Apa?
- LIPI: Gerakan Pro Kemerdekaan Papua Semakin Solid
- LIPI Desak Jokowi Segera Umumkan Dialog Nasional dengan Papua
- Pendeta Papua: Pemerintah Jangan Larang Gereja Bicara Referendum
- Pasca Kunjungan Luhut, ULMWP Gencarikan Internasionalisasi Isu Papua
- Komisi HAM Asia Kutuk Penangkapan Aktivis Papua Penyeru Referendum
- WP Arriors Tanding di AS Suarakan Pelanggaran HAM di Papua
- Luhut Pandjaitan: Buat Apa Berunding dengan ULMWP?
- Tokoh Papua: Bila Pak Luhut Niat Baik Tuhan Memberkati
- Luhut Tolak Tim Pencari Fakta Pelanggaran HAM untuk Papua
- Luhut: Saya Ingin Orang Papua Tuan di Tanahnya Sendiri
- Karya Tulis tentang Papua Merdeka Raih Penghargaan di California
- ULMWP Tolak Usul Luhut Kirim Utusan Khusus ke Pasifik Selatan
- Ziarah Luhut ke Makam Theys Bertabur Puji dan Caci
- Gereja-gereja Pasifik Kritisi Kunjungan Luhut ke Fiji
- Tokoh Papua: Kunjungan Luhut Sia-sia Tanpa Dialog dengan ULMWP
- Papua Termasuk 60 Bangsa di Dunia yang Perjuangkan Kemerdekaan
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...