Loading...
FOTO
Penulis: Bayu Probo 19:47 WIB | Senin, 23 Juni 2014

GKJ Joyodiningratan Beralamat Sama dengan Masjid

GKJ Joyodiningratan Beralamat Sama dengan Masjid
Masjid Al-Hikmah di Jl. Gatot Subroto 222, Surakarta.
GKJ Joyodiningratan Beralamat Sama dengan Masjid
GKJ Joyodiningratan di kompleks yang sama.
GKJ Joyodiningratan Beralamat Sama dengan Masjid
Harmonis jemaat dua tempat ibadah sudah berlangsung lebih dari 60 tahun.
GKJ Joyodiningratan Beralamat Sama dengan Masjid
Tugu lilin menjadi simbol harmoni.
GKJ Joyodiningratan Beralamat Sama dengan Masjid
Pdt (Em) Widiatmo Herdjanto di depan gereja.

SURAKARTA, SATUHARAPAN. COM – Selama 67 tahun, Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan dan Masjid Al Hikmah berdampingan satu halaman dengan harmonis. Bahkan punya alamat surat yang sama di Jalan Gatot Soebroto No 222, Joyodiningratan, Solo. Kuncinya adalah komunikasi.

Menurut Pdt Em. Widiatmo Herdjanto, S.Th, GKJ Joyodiningratan dulu adalah bagian dari GKJ Margoyudan—yaitu kelompok Danukusuman, yang kemudian dimandirikan sejak 1929. Saat ini GKJ Joyodiningratan dilayani dua pendeta, yaitu Pdt Nunung Istininghyang, S.Si. dan Pdt Widiatmo Herdjanto, S.Th.(emeritus sejak 2010).

Saat didewasakan, warga Danukusuman mencari lahan untuk gedung gereja mereka. Lalu mendapat tawaran kavling tanah dari seorang pemuka masyarakat daerah Joyodingratan yang dikenal dengan panggilan Pak Haji. “Saya sudah tanya masyarakat sekitar, tapi tidak ada yang tahu nama aslinya. Pada zaman Belanda seorang bergelar haji bisa dihitung dengan jari,” kata Pdt Herdjanto, Senin (23/6).

“Waktu itu Pak Haji hanya berpesan tanah bisa di beli asal menyisakan untuk pembangunan musala,” Pdt Herdjanto melanjutkan. Setelah sepakat, gedung gereja pun dibangun dan berdiri pada 1939. Sedang, musala pun menjadi Masjid Al-Hikmah delapan tahun kemudian. Sebagai tanda kerukunan antar mereka, sebuah tugu lilin didirikan di antara bangunan gereja dan masjid.

Kebersamaan antar pemeluk agama berbeda di lokasi ini tidak hanya terlihat pada kegiatan ibadah sehari-hari, yang saling menghargai dan menghormati. Saat perayaan hari besar masing-masing agama, mereka akan saling membantu dan mengamankan kegiatan peringatan hari besar tersebut.

“Kuncinya adalah komunikasi intensif keduanya,” kata ayah dua putri ini.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home