Gumulan Ibu Berputra Difabel: Berinteraksi dengan Kesedihan
SATUHARAPAN.COM – Berinteraksi dengan Kesedihan membuatku mau melihat diri apa adanya, tidak terlindungi, terbuka.... Aku sudah tidak takut lagi menghadapi orang yang bertanya mengenai kehidupanku.
Aku kini mulai berani mengangkat percakapan-percakapan yang biasanya sulit untuk mereka mulai. Bila ada orang yang berceritera mengenai kunjungan Kesedihan di rumah mereka, aku kini berani memeluk, menangis bersama, dan mencoba untuk mendengarkan.... Kesedihan memang sering mengunjungiku. Aku kini tahu bahwa Kesedihan sering dan senang sekali ditemani Kesendirian dan Kesepian bila ia bepergian dari rumah ke rumah.
Aku juga sering bertemu Kesedihan di berbagai macam tempat. Aku juga pernah bertemu dengan mereka yang memilih untuk terus-menerus menemani tamu tak diundang ini. Kesedihan bergelantungan seperti parasit di pundak mereka... sehingga sulit bagi mereka untuk tertawa, untuk mengasihi.... Bila terus dibiarkan hadir dan diterima dalam jumlah yang banyak, Kesedihan bisa menghisap semua yang ada di sekelilingnya... seperti luka yang telah membusuk yang menghisap kehidupan.
Tiba-tiba aku sadar... ”Eh, sana... sudah waktunya Engkau pergi”. Karena Kesedihan sepertinya telah menjadi pengunjung setia di dalam rumahku, aku telah menawarkan kontrak. Kami kini sudah mempunyai kesepakatan... Kesedihan boleh datang, tetapi ia tidak boleh menetap.... Aku tak akan menyediakan kamar untuknya… tidak dalam kehidupanku… tidak juga dalam hatiku....
email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...