HSBC Ternyata Bantu Nasabah Sembunyikan Rekening di Swiss
SWISS, SATUHARAPAN.COM – Perbankan terbesar dunia HSBC dilaporkan telah membantu nasabahnya yang terdiri dari berbagai orang terkaya di dunia seperti pengusaha dealer senjata, wajib pajak, diktator dan selebriti menggunakan bantuan bank swasta di Swiss untuk melindungi akun rekening yang senilai lebih dari USD 100 miliar atau sekitara Rp 1.267 triliun.
Dari dokumen yang diperoleh dan dianalisis oleh Konsorsium Internasional Investigasi Wartawan (ICIJ) mengungkapkan bagaimana HSBC menggunakan sistem perbankan Swiss yang terkenal dengan kerahasiaannya untuk menyembunyikan identitas nasabah dan dalam banyak kasus, membantu mereka untuk menghindari pembayaran pajak.
Seperti yang dilansir dari cnn.com pada Minggu (8/2), data temuan ICIJ telah diserahkan kepada pihak berwenang Prancis oleh mantan karyawan HSBC Herve Falciani pada tahun 2008. Kemudian dokumen tersebut diminta oleh surat kabar Le Monde dan dibagi ke beberapa media lainnya.
ICIJ mengatakan bahwa bahwa dokumen yang bocor tersebut menunjukkan HSBC telah berulang kali meyakinkan nasabahnya bahwa mereka tidak akan mengungkapkan detil rincian rekening kepada otoritas nasional dan bahkan mereka sempat membahas kemungkinan nasabahnya akan terbebas dari pajak negara asal mereka.
Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada ICIJ, HSBC mengatakan bahwa bank swasta Swiss telah mengalami tranformasi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir termasuk reformasi yang akan membuat klien lebih sulit lagi untuk menghindari pajak atau pencucian uang.
“Kami mengakui bahwa budaya dan standar due diligence di bank swasta HSBC Swiss seperti industri pada umumnya secara signifikan lebih rendah daripada sekarang,” kata mereka dalam suatu pernyataan.
Menurut ICIJ, HSBC ‘melayani orang-orang dekat’ termasuk mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, mantan Presiden Tunisia Ben Ali dan penguasa Suriah saat ini Bashar al-Assad.
Klien lainnya termasuk beberapa mantan politisi dan politisi yang masih berkuasa dari Inggris, Rusia, Ukraina, Georgia, Rumania, India, Republik Demokratik Kongo, Rwanda dan Senegal.
HSBC dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka telah secara drastis mengurangi jumlah rekening di bank swasta Swiss. Pada tahun 2007, bank memiliki lebih dari 30.000 rekening namun sekarang hanya sekitar 10.000 rekening.
Indonesia Berada di Peringkat ke 95
Dalam data tersebut, Indonesia berada di peringkat ke 95. Nama Kartini Muljadi, seorang pengacara perusahaan dan mantan hakim muncul sebagai salah satu klien HSBC yang menyembunyikan rekeningnya di Swiss.
Muljadi pernah menjabat sebagai hakim Pengadilan Khusus Jakarta dari 1958 hingga 1970. Kemudian dia melanjutkan untuk mendirikan salah satu firma hukum komersial dan korporasi terbesar di Indonesia.
Dia juga merupakan penasihat reguler antara pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia. Muljadi dan keluarganya memegang saham di sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yaitu PT Tempo Scan Pacific, Tbk senilai USD 1,1 miliar (Rp 13 triliun) menurut majalah Forbes.
Muljadi merupakan klien dari HSBC yang membuka perusahannya bernama Libra Aman Ltd yang hanya dibuka selama dua minggu pada 1999 lalu. Alamat Muljadi yang ada di data HSBC berlokasi di Jakarta Pusat yang sebelumnya pernah digunakan untuk praktek firma hukum milik Muljadi tersebut.
Namun, hingga saat ini Muljadi belum memberikan keterangan apapun kepada ICIJ mengenai rekening tersebut.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...