India Gempar, Orang Mati Bangkit Kembali
MUMBAI, SATUHARAPAN.COM - Sebuah rumah sakit di Mumbay, digemparkan oleh bangkitnya seorang tunawisma yang menurut dokter sudah mati. Pria itu terbangun ketika hendak diaoutopsi oleh staf rumah sakit. Padahal, surat kematiannya sudah terbit.
Peristiwa ini, sebagaimana dilaporkan oleh AFP, terjadi pada Minggu (11/10), setelah Kepolisian Mumbai menemukan seorang pria tidak sadarkan diri dan menderita sejumlah infeksi di pinggir jalan. Kepolisian kemudian membawanya ke rumah sakit.
Ashok Dudhe, wakil komisaris kepolisian Mumbai, mengatakan pihak rumah sakit hendak melakukan autopsi ketika pria itu terbangun.
“Saat autopsi hendak dilakukan, pria tersebut terbangun sehingga memicu kegemparan dan para dokter segera bergegas ke ruang autopsi. Mereka kemudian mengambil sertifikat kematian dari staf saya dan merobeknya,” ujar Dudhe.
Kepala rumah sakit Dr Suleman Merchant mengatakan kepolisian melakukan kesalahan karena meminta dokter memeriksa pria tersebut di jalan dekat rumah sakit karena mereka terlalu sibuk mengurus keamanan menjelang kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Pria tersebut masih dirawat di rumah sakit akibat gizi buruk akut, kecanduan alkohol dan penggunaan zat-zat terlarang.
Sementara itu media lokal menyebutkan pria tunawisma berusia antar 40 hingga 50 tahun tersebut diidentifikasi sebagai Prakash, dibawa ke rumah sakit Sion pada hari Senin, dan bersikeras dia sudah mati. Ia dikirim ke kamar mayat untuk autopsi. Petugas di kamar jenazah kemudian menyadari bahwa orang itu masih hidup setelah ia mendeteksi beberapa gerakan, menurut laporan Hindustan Times.
Pria itu dibawa oleh polisi setelah mendapat telepon yang memberitahukan bahwa ada seorang pria terbaring tak sadarkan diri di sebuah pemberhentian bis.
Sementara polisi menyalahkan dokter yang memeriksa pasien, pihak rumah sakit mengatakan justru polisi yang memberikan tekanan pada dokter untuk melakukan pekerjaan terburu-buru, karena para polisi harus pergi untuk tugas mengamankan kunjungan PM India.
Di sisi lain, menurut polisi, dokter segera menghancurkan semua catatan kejadian dalam upaya untuk menutupi kesalahannya. Tetapi kepala rumah sakit,Suleman Merchant, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Hindustan Times, "petugas medis kami diintimidasi oleh kehadiran polisi. Polisi terus mengatakan kepada dokter bahwa pasien sudah meninggal, dan mendesak agar dinyatakan demikian."
Editor : Eben E. Siadari
Rajin Olahraga Kurangi Risiko Terkena Stroke Kembali
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis neurologi RSUD Pasar Minggu dr. Marijanty Learny Vera T....