India, Perempuan Ditelanjangi dan Diarak karena Tuduhan Pembunuhan
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - Seorang perempuan dilucutim pakaiannya hingga setengah ditelanjangi dan diarak keliling desa di India utara setelah dia dituduh membunuh keponakannya, kata polisi setempat hari Senin (10/11).
Warga desa itu juga membedaki wajahnya dengan debu batubara hingga menghitam, dan memotong rambutnya. Hal itu dilakukan atas perintah dewan tua-tua lokal di Rajasthan, kata polisi.
Tiga puluh sembilan orang, sebagian besar adalah anggota desa di distrik Rajsamand, telah ditangkap atas kasus pada hari Sabtu (8/11) malam, kata polisi setempat, Sudhir Joshi.
Perempuan itu dituduh oleh dewan desa telah membunuh keponakannya, kata petugas itu. "Perempuan itu berusia sekitar 40 tahun, dia di rumahnya ketika beberapa warga desa menyerbu ke dalam rumah dan menariknya keluar pada Sabtu malam," kata Joshi kepada AFP.
"Mereka memotong rambutnya, wajahnya dibedaki dengan abu batubara hingga menghitam dan pakaiannya dilucuti hingga dia setengah telanjang. Kemudian mereka menaikkan ke keledai dan mengaraknya selama sepuluh menit," katanya.
"Itu terjadi setelah pertemuan panchayat (tetua desa). Hukuman kejam itu dijatuhkan kepada peremuan itu hanya karena dia dicurigai," kata dia. Perempuan itu sekarang sedang dirawat oleh anggota keluarga, kata petugas menambahkan.
Dewan itu terdiri dari sesepuh desa, biasanya dikenal sebagai "Khap panchayat", yang umum di wilayah pedesaan di India, terutama di wilayah utara. Mereka sering mengeluarkan tuduhan "ala pengadilan Taliban."
Aturan mereka sering disebutkan inkonstitusional dan ilegal, dan mereka terus dikritik oleh aktivis hak-hak perempuan.
Pada bulan September tahun ini, 13 orang dipenjara di negara bagian Benggala Barat karena terlibat geng yang memperkosa seorang perempuan yang dituduh oleh dewan lokal sebagai "tidak menghormati" desanya.
Dewan juga memerintahkan serangan terhadap perempuan berusia 20 tahun atas pelanggaran karena memiliki hubungan dengan seorang pria dari komunitas yang berbeda.
Mempermalukan
Sementara itu, situs berita BBC melaporkan seorang polisi, Shweta Dhankhad, mengatakan bahwa hal itu merupakan peristiwa yang memalukan. "Awalnya, dia bahkan takut untuk berbicara tentang apa yang telah terjadi padanya, tapi setelah polisi dan pejabat dari departemen kesejahteraan sosial tiba, dia bisa merasa sedikit aman dan menceritakan penderitaannya."
Para wartawan mengatakan sering terjadi perempuan ditelanjangi dan diarak di pedesaan India untuk menghukum dan mempermalukan mereka.
Pada bulan Oktober, seorang wanita di negara bagian timur Jharkhand ditelanjangi dan diarak di hadapan beberapa anggota keluarga oleh mertuanya yang menginginkan mas kawin yang besar darinya.
Pada bulan Juli, seorang wanita 60 tahun dipukuli, ditelanjangi dan diikat ke sebuah tiang listrik di sebuah desa di negara bagian timur Orissa setelah warga setempat menuduhnya sebagai penyihir.
Pada bulan Januari 2012, beberapa orang berkasta tinggi di negara bagian Maharashtra memukuli dan menelanjangi perempuanDalit, sebuah kasta terrendah, dan menelanjanginya karena anaknya telah kawin lari dengan seorang gadis berkasta tinggi.
Sebagian besar insiden ini merupakan upaya mempermalukan di depan publikyang berlangsung di desa-desa terpencil dan korbannya hampir selalu dari status sosial ekonomi kurang beruntung. Mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali terus hidup di masyarakat di tempat mereka terus dipermalukan.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...