Indonesia Salurkan Bantuan 3.000 Dolar ke Palestina
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim gabungan relawan kemanusiaan Indonesia dari Adara Relief International, Komite Nasional untuk Rakyak Palestina (KNRP) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) menyerahkan bantuan senilai 3.000 dolar AS untuk pengungsi Palestina dan Suriah.
Perwakilan Adara Relief International, Latif Hariri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bantuan diserahkan melalui Ummu Muslim yang ditunjuk Bulan Sabit Hijau yang memiliki akses untuk menyalurkan kepada anak-anak, janda dan kaum dhuafa di dua kamp pengungsian Palestina.
Tim Relawan Kemanusiaan, menurut dia, sedikitnya telah menyalurkan bantuan senilai 3.000 dolar AS dengan berbagai macam cinderamata khas Indonesia ke berbagai titik pengungsian, antara lain wilayah Zarqo, Juwaydah Thoyibah, Buqoah, Irbid dan Jerash yang didalamnya ada pengungsi dari Gaza, Hitthin dan Husn.
Latif mengatakan beberapa tempat pengungsian tersebut berada di wilayah perbatasan utara Jordania dan Israel yaitu Irbid dan Jarash. Kondisi kedua tempat hampir sama dengan wilayah lainnya, namun Irbid dan Jarash lebih banyak pengungsi dari Palestina.
Adara, menurut dia, juga telah mengumpulkan data pengungsi yang ada nantinya akan memudahkan penyaluran bantuan-bantuan berikutnya, selain juga memudahkan para donatur langsung memberikan donasi ke tempat-tempat pengungsian ini.
"Kondisi pengungsian baik yang di bangunan-bangunan yang sangat sederhana dan tenda pengungsian sama-sama memprihatinkan karena jumlah mereka cukup banyak, terlebih pengungsi dari Suriah yang baru saja datang beberapa waktu lalu," ujar dia.
Penyerahan bantuan, lanjutnya, tidak mudah karena jarak pengungsian satu dengan yang lainnya cukup jauh. Dengan menggandeng Bulan Sabit Hijau, Lembaga Markaz Islamy al Khairiyah dan berkoordinasi dengan UNRWA juga KBRI maka penyaluran bantuan menjadi menjadi lebih mudah.
Sementara itu, Koordinator Tim Relawan Kemanusiaan Azhar Suhaimi mengaku terkesan dengan para pengungsi yang tidak mengeluh dengan kehidupan yang saat ini dijalani.
Menurut dia, para pengungsi sangat menjaga kehormatannya untuk tidak meminta-minta, padahal bisa saja mereka lakukan itu semua, hidup serba kekurangan namun tetap bersyukur dengan apa yang ada. (Ant)
Berjaya di Kota Jakarta Pusat, Paduan Suara SDK 1 PENABUR Be...
Jakarta, Satuharapan.com, Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya Muhammad Mashabi Jakarta Pusat menjadi ...