ISIS Robohkan Salib Gereja Terekam dalam Foto-foto Terbaru
NINIWE, SATUHARAPAN.COM - Foto-foto terbaru yang sangat mengejutkan dilansir Middle East Media Research Institute atau MEMRI hari ini, Selasa (17/3) yang menunjukkan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau lazim dikenal dengan ISIS, merobohkan salib di atap sejumlah gereja di Irak dan menggantikannya dengan mengibarkan bendera hitam ISIS.
Daily Mail melaporkan, foto-foto terbaru menunjukkan para militan yang telah dikutuk di seluruh dunia itu merusak gereja-gereja di Niniwe, ibu kota kuno kerajaan Asyur.
Digambarkan lewat foto itu, mereka yang beraksi dalam pakaian sipil, terlihat menjungkirbalikkan patung, menghancurkan ikon-ikon agama dan mengganti salib sebagai ikon agama Kristen dengan bendera ISIS.
ISIS mengklaim peninggalan kuno itu mempromosikan pemberhalaan dan melanggar penafsiran fundamentalis hukum Islam mereka.
Direktur MEMRI, Steven Stalinsky, mengatakan: "Mereka tidak peduli apa namanya; mereka hanya mengikuti ideologi mereka dan itu berarti menyingkirkan gereja dan kaum minoritas. Ini adalah ISIS, dan tidak ada ruang untuk orang lain."
"Ini telah berlangsung selama beberapa waktu, kampanye sistematis untuk membersihkan wilayah tersebut dari setiap sisa-sisa kekristenan," kata dia.
Pada bulan Februari, ISIS memenggal 21 orang Kristen Koptik Mesir di Libya dan kemudian menculik lebih dari 220 orang Kristen Asyur ketika mereka melakukan razia di sekitar 12 desa.
Ribuan orang Kristen Irak lainnya telah meninggalkan rumah mereka karena ketakutan dan harus menemukan akomodasi sementara di wilayah sekitarnya.
Uskup Agung Silvano Tomasi, diplomat tinggi Vatikan di PBB di Jenewa, kemarin mengatakan bahwa para jihadis melakukan 'genosida' dan harus dihentikan. Ini sebuah sikap yang progresif, sebab secara tradisional, Vatikan menentang intervensi militer di wilayah tersebut.
Para kaum fanatik itu telah menyebabkan kemarahan yang luas ketika mereka menghancurkan beberapa situs dan peninggalan kuno di Irak baru-baru ini, serta buku-buku dan manuskrip langka.
Awal bulan ini, ISIS mengamuk di Kota Nimrud di Irak utara, menghancurkan patung-patung bersayap yang berusia 3.000 tahun, yang ditempatkan di gerbang Istana Ashurnasirpal.
Mereka juga membuldoser situs Hatra yang berusia 2.000 tahun yang merupakan situs yang dilindungi menurut UNESCO.
Dalam beberapa pekan terakhir, ISIS juga meledakkan bom di sekitar Perpustakaan Pusat Mosul, menghancurkan sebanyak 10.000 buku dan manuskrip yang tidak ternilai dan tak tergantikan.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...