Kasus Ferguson, Korut: AS Adalah Kuburan HAM
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Korea Utara bergabung dengan jajaran musuh Amerika Serikat yang mengkritik kerusuhan di Missouri, menyebut negara itu sebagai kuburan HAM dan mengimbaunya untuk mengurusi masalahnya sendiri ketimbang mengkritik negara lain.
Penembakan polisi terhadap remaja kulit hitam tak bersenjata dan aksi pembubaran demonstran dengan kekerasan yang terjadi berikutnya di kota Ferguson juga memberi alasan bagi Tiongkok, Iran dan Rusia untuk mengkritik kelemahan AS.
Korea Utara, yang sering dikecam oleh Washington dan lainnya atas dugaan pelanggaran HAM berat, mengatakan bahwa AS tidak memiliki hak untuk menghakimi pihak lain.
“AS memang negara yang secara ceroboh melanggar HAM, tempat orang-orang mengalami diskriminasi dan penghinaan karena ras mereka, dan dalam kungkungan ketakutan bahwa mereka bisa ditembak setiap saat,” ungkap seorang juru bicara dari kementerian luar negeri Korea Utara yang dikutip oleh kantor berita milik pemerintah, KCNA, Selasa (26/8).
“Mereka seharusnya tidak mencari solusi untuk masalahnya dalam menekan demonstran, namun memberi gambaran nyata masyarakat AS, kuburan HAM, dan memiliki pemahaman yang benar tentang pengertian HAM yang sebenarnya dan bagaimana menjaminnya,” tutur juru bicara itu.
Negara miskin namun bersenjata nuklir itu dipimpin selama lebih dari enam dekade oleh dinasti Kim, yang tidak memiliki toleransi terhadap perlawanan politik.
Negara itu diperkirakan memiliki hingga 120.000 tahanan politik di kamp konsentrasinya, dan orang-orang yang tertangkap melarikan diri dari negara itu sering dikirim ke penjara atau dieksekusi.
“AS lebih baik ... mengurusi masalahnya sendiri, bukan malah mencampuri urusan negara-negara lain,” juru bicara itu mengakhiri siaran persnya. (AFP)
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...