Keluarga Teroris Sharrouf masih di Wilayah ISIS di Suriah
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Mertua perempuan dari teroris asal Australia Khaled Sharrouf mengatakan Polisi Federal Australia (AFP) menolak membantu membawa anak perempuan dan lima cucunya keluar dari wilayah yang dikuasai kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah.
Karen Nettleton mengatakan bahwa dia sudah menghubungi AFP setahun lalu untuk membantu membawa putri dan kelima cucunya keluar dari Suriah, namun polisi menolak memberikan bantuan.
Minggu lalu dilaporkan bahwa Sharrouff dan rekannya Mohamed Elomar tewas dalam serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat di Suriah.
Sejak itu, kematian Elomar berhasil dibenarkan, namun nasib Sharrouf belum jelas. Putri Karen, Tara, menikah dengan Sharrouf dan mereka memiliki lima orang anak.
Karen Nettleton sekarang meminta pemerintah untuk membantu keluarganya untuk bisa kembali ke Australia karena mengkhawatirkan keadaan mereka di Suriah.
Minggu lalu, Menteri Imigrasi Peter Dutton mengkritik Nettleton karena berbicara kepada pers. "Keluarga ini harusnya berbicara dengan pihak berwenang, tidak mendiskusikan masalah yang dihadapi lewat media," kata Dutton.
Pada Minggu (28/6) Nettleton (54) mengatakan kepada ABC bahwa dia sudah berbicara dengan pihak berwenang sebelumnya namun belum ada hasilnya.
Nettleton mengatakan dia menghubungi AFP sekitar setahun lalu, dan pada awalnya mereka bersedia membantu.
"Mereka mengatakan akan mencoba melihat bagaimana membantu membawa Tara dan anak-anaknya keluar dari Suriah," kata Nettleton.
Tara Nettleton menikah dengan Sharrouf ketika dia baru berusia 15 tahun. Awal tahun ini, Tara yang sekarang berusia 31 tahun bepergian ke Suriah bersama lima orang anaknya yang berusia antara 4 sampai 14 tahun.
Dalam wawancara, Karen Nettleton berbicara mengenai bagaimana putrinya terlibat dengan Sharrouf, bagaimana cucunya menikah dengan Elomar bulan ini, dan reaksinya melihat cucunya yang berusia 10 tahun Abdullah memegang kepala seorang tentara Suriah yang terpenggal tahun lalu.
Setelah mengadakan pembicaraan yang menjanjikan selama beberapa bulan, di pertengahan tahun lalu, Nettleton diberitahu oleh pemerintah bahwa mereka tidak bisa lagi membantu.
Dia mengatakan tidak tahu mengapa polisi berubah pikiran. "Saya berbicara dengan salah satu badan, dan mereka mengatakan tidak bisa membantu lagi," katanya.
"Tentu saja saya kecewa, siapa lagi yang bisa membantu anak dan cucu saya keluar dari tempat seperti itu. Saya sendiri sudah pasti tidak bisa."
Dia mengatakan kekecewaan atas pernyataan Menteri imigrasi Peter Dutton hari Rabu lalu.
"Mungkin dia harus berbicara dengan polisi dan mendapat laporan mengenai pembicaraan kami, karena itu adalah pihak pertama yang saya hubungi," tambahnya.
Seorang juru bicara AFP mengatakan mereka tidak akan memberikan komentar mengenai kasus individual, dan pemerintah sudah berulang kali memperingatkan warga Australia untuk tidak bepergian ke Suriah.
"Tentu saja, kesejahteraan anak-anak menjadi perhatian kami dalam kasus seperti ini," kata juru bicara tersebut.
"Pemerintah akan bekerja sama erat dengan pemerintah negara bagian yang relevan yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan anak-anak tersebut."
Nettleton menolak kemungkinan bahwa putrinya harus dikenai dakwaan kriminal bila dia kembali ke Australia. "Dia tidak melakukan kesalahan apapun," katanya. (radioaustralia.net.au)
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...