Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 06:57 WIB | Selasa, 20 Agustus 2013

Kemenkes Tindaklanjuti Penanggulangan Tuberkolosis Pasca MDGs 2015

Gambar Penyebaran dan bakteri penyebab tuberkulosis. (Foto: tuberkulosis.org)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyusun rencana penanggulangan tuberkulosis (TB) setelah Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Rencana itu menindaklanjuti pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rangka HUT ke-68 Kemerdekaan RI, di hadapan sidang bersama DPD-RI dan DPR RI, pada Jumat (16/8) yang lalu di Jakarta.

Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI, Tjandra Yoga Aditama, pencapaian indikator MDG’s untuk TB di Indonesia saat ini sudah berjalan pada jalur yang benar. Dan, diperkirakan semua indikator dapat dicapai sebelum batas waktu. Dia juga mengatakan bahwa di Indonesia telah terjadi penurunan prevalensi (pengidap) dan kematian akibat TB. Selain itu, Angka Notifikasi Kasus (jumlah penderita baru/100.000 penduduk) juga sudah menunjukkan adanya perbaikan, meskipun belum maksimal.

“Yang terlihat menggembirakan adalah tren angka keberhasilan pengobatan menunjukkan konsistensi di atas 90% selama beberapa tahun ke belakang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kualitas pengobatan pasien TB,” kata Prof. Tjandra di Jakarta, pada hari Minggu (18/8) kemarin.

Menurutnya, dengan visi “Dunia bebas TB”, pemerintah menetapkan tiga Strategi TB pasca 2015, yaitu: 1. Pelayanan TB yang inovatif dan berpihak pada pasien (Innovative TB Care); 2. Kebijakan yang lebih berani (agresif) dan didukung oleh sistem yang jelas (Bold Policies and supportive systems); dan 3. Intensifikasi penelitian dan inovasi untuk diagnosis cepat, vaksinasi pascapaparan, dan pengobatan yang lebih singkat (Intensified research and Innovation).

Selain itu, inovasi pelayanan TB meliputi diagnosis cepat, termasuk tes kepekaan secara universal, pengobatan semua bentuk TB, termasuk TB resisten obat, dan kolaborasi TB/HIV dan penatalaksanaan penyakit komorbid (diabetes, dll).

Melalui Program Nasional Pengendalian TB, kata Tjandra Yoga, pemerintah telah melakukan terobosan di antaranya adalah pendekatan Public-Private Mix (PPM) untuk pelayanan TB dengan pelibatan sektor pemerintah dan swasta; Pengembangan Pelayanan Pasien TB Multi Drug Resistant; dan Penggunaan Rapid Diagnostic untuk TB Resisten Obat. Juga, penguatan peran pasien dalam pengendalian TB; dan penyusunan Exit Strategy untuk The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM). Sehingga ke depan, program pengendalian TB tidak bergantung kepada donor.

Penghargaan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan program pengendalian TB, kata Tjandra Yoga, memperoleh apresiasi dari tokoh penting di dunia, diantaranya Sekjen PBB Ban Ki Moon. Melalui surat resmi, Ban Ki Moon menyampaikan penghargaan kepada Presiden SBY atas upaya pengendalian TB di Indonesia pada 2012. Indonesia juga menerima penghargaan dari Global Health USAID berupa Champion Award for Exceptional Work in the Fight Againts TB.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI. Selain dari keberhasilan pencapaian MDG, Indonesia juga dinilai berhasil dalam meningkatkan akses pasien serta membangun kemitraan. Dan, Indonesia merupakan negara pertama yang memperoleh penghargaan dari USAID dalam hal kepemimpinan pengendalian TB. (setkab)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home