Ketum Matakin Harap Presiden Hadiri Perayaan Tahun Baru Konghucu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Uung Sendana mengharapkan Presiden Joko Widodo menghadiri perayaan Tahun Baru Konghucu atau yang biasa dikenal dengan nama Imlek.
“Nanti kita ada perayaan (Tahun Baru Konghucu, red) tingkat nasional di Taman Mini di Teater Tanah Airku tanggal 20 Februari mudah mudahan presiden hadir,” kata Uung kepada satuharapan.com setelah Apel Kebhinekaan Lintas Iman Bela Negara, di Lapangan Banteng, Jakarta, hari Minggu (17/1).
Uung mengharapkan kehadiran kepala negara agar menunjukkan spirit toleransi di Indonesia. Uung mengatakan dia dan beberapa pengurus Matakin selalu dilibatkan dalam berbagai kesempatan dan diskusi lintas iman di berbagai kelompok.
“Salah satunya ada enam majelis agama plus NU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, red) plus Muhammadiyah (Pengurus Pusat Muhammadiyah, red) itu kita ada interreligous council kumpul di Jalan Kemiri 24, Jakarta (markas CDCC-Centre For Dialogue and Cooperation among Civilisations, red), dengan grupnya pak Din Syamsudin (Ketua CDCC, red),” kata dia.
Uung menambahkan partisipasi Umat Konghucu juga ada karena dilibatkan dalam kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan ICRP (Indonesian Conference on Religiond and Peace). “Di dalamnya termasuk ada kelompok Ahmadiyah,” kata dia.
Beberapa waktu lalu Sekretaris Dewan Rohaniwan Matakin Budi Santoso Tanuwibowo bernostalgia kepala negara selalu hadir saat perayaan Imlek di Indonesia, termasuk mantan Presiden Indonesia yang pertama kali mengijinkan Imlek dirayakan, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur.
“Saya ingat waktu itu saya jadi ketua panitia imlek nasional yang pertama, waktu itu Gus Dur menjabat presiden,” kata Budi kepada satuharapan.com di kantor kerjanya, PT. Aditya Sarana Graha, Jl. Mampang Prapatan Raya no.97, Jakarta Selatan, hari Senin (11/1).
Perayaan Imlek Nasional, kata dia, adalah perayaaan imlek yang melibatkan seluruh pengurus penganut Konghucu dari seluruh Indonesia.
"Saya ingat Gus Dur dua kali datang, kemudian Megawati (mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, red) tiga kali datang, dan SBY (mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, red) sepuluh kali datang,” dia menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...