Kevin Prince Boateng Tandatangani Kontrak dengan Sporting Lisbon
LISBON, SATUHARAPAN.COM – Pesepak bola Ghana, Kevin Prince Boateng, tiba di Portugal untuk menandatangani kontrak dua tahun dengan salah satu klub Portugal, Sporting Lisbon.
Media setempat melaporkan pada Selasa (4/8), pesepak bola yang berposisi sebagai gelandang tersebut, tidak memberikan komentar setiba di bandara Lisbon.
Pesepak bola berusia 28 tahun tersebut sebelumnya bermain di klub Liga Jerman, Schalke, sejak 2013, namun Schalke mendepaknya dari skuat pada Mei 2015 pascakekalahan di kandang Koln.
Perjalanan Schalke berakhir di urutan keenam klasemen Bundesliga dan gagal lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak musim pertandingan 2010/11.
Boateng diizinkan melakukan negosiasi transfer dengan klub-klub lain, dan sebelumnya ia dikabarkan akan kembali ke klub lamanya AC Milan. Boateng sudah 15 kali memperkuat Ghana, yang mencoretnya sebelum Piala Dunia 2014.
Kevin Prince Boateng sempat menjadi target aksi rasisme sejumlah pendukung fanatik klub sepak bola di Eropa. Sejumlah pesepak bola lain yang pernah menjadi sasaran rasisme antara lain Mario Balotelli (AC Milan), dan Yaya Toure (Manchester City).
Menurut Deutsche Welle pada 2013, citra Kevin-Prince Boateng berganti, dikenal sebagai duta antirasisme dalam dunia olahraga.
Kepedulian Boateng terhadap antirasisme telah muncul sejak awal Januari 2013 saat dia masih memperkuat AC Milan. Kala itu AC Milan menjalani pertandingan persahabatan menghadapi Klub divisi bawah Sepak Bola Italia, Pro Patria.
Para suporter lawan kerap menirukan suara monyet jika Boateng atau pemain Milan lain yang berkulit hitam tengah memegang bola. Boateng menendang bola ke arah tribun penonton, melepas kausnya dan meninggalkan lapangan. Rekan-rekan setimnya mengikuti aksinya. Pertandingan dihentikan.
Boateng mendapat banyak dukungan atas langkah tersebut dari dunia internasional. Enam pendukung Pro Patria diajukan ke pengadilan dengan tuduhan menghasut rasisme. Di pengadilan, media Italia mengutip kesaksian Boateng yang menceritakan apa yang dialaminya.
Ia juga bercerita tentang kasus senada di Jerman. “Saya rasa mereka memaki saya karena kulit saya tidak putih. Ini sudah saya alami waktu bermain di Jerman. Bagi saya, ini jelas-jelas rasisme,” kata Boateng. (Ant/AFP/dw.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...