KNTI: 30 Persen Pencurian Ikan Dunia Terjadi di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) M Rizal Damanik mengatakan, 30 persen kerugian dari kasus pencurian ikan di seluruh dunia, terjadi di Indonesia.
"Jadi laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Departemen Budidaya dan Perikanan, ada kerugian pencurian ikan yang jumlahnya mencapai 23 miliar dolar AS. Dan 30 persen dari aktivitas pencurian ikan di dunia itu terjadi di Indonesia," papar Rizal dalam diskusi dialog kebangsaan Kelautan Pasca Pilpres di Jakarta, Kamis (17/7) malam.
Rizal menjelaskan, bahwa pencurian ikan yang banyak terjadi di Indonesia, menjadi salah satu alasan yang menyebabkan negara ini mengalami kerugian, dalam sektor kelautan dan perikanan hingga Rp 100 triliun per tahun.
"Kehilangan sumber daya ikan yang dialami Indonesia ini, merupakan potential lost yang luar biasa besar," ujar Rizal.
Rizal mengemukakan, bahwa akibat dari kerugian tersebut, citra sektor perikanan dan keluatan Indonesia menjadi buruk, karena dianggap memberikan toleransi terhadap praktik-praktik pencurian ikan.
"Kita lalu menunjukan pada dunia, bahwa pemerintahan kita telah gagal dan tidak mendukung upaya-upaya, untuk mendorong sumber-sumber perikanan, karena praktik pencurian ikan itu menganggu pengelolaan sumber daya perikanan berkelanjutan," tegas Rizal.
Rizal menambahkan, hal tersebut merupakan implikasi yang sangat buruk bagi Indonesia, mengingat perikanan adalah salah satu sumber daya pangan di negara ini. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...