Korea Utara Menyiksa Tanahan dengan Cara Mirip Nazi
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Komisi hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meminta Korea Utara memperbaiki catatn hak asasi manusia, dan menyebuitkan dalam laporan bahwa pelanggaran Ham di sana sebagai kejahatan pada kemanusiaan dalam skala yang tak terbayangkan.
Laporan yang dirilis hari Senin (17/2) itu secara resmi diajukan kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa pada tanggal 17 Maret yang akan datang. Laporan itu antara lain berasal dari testimoni yang disampaikan oleh mantan tahanan di negara itu, Kim Kwang-il kepada komisi HAM PBB.
Kim mendokumentasikan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Korea Utara dalam gambar. Dia seorang pria yang menghabiskan enam tahun di salah satu kamp penjara di Korea Utara.
Liputan berita gambar oleh Kim disampaikan kepada penyidik ââPBB yang memberi gambaran tentang menyiksa yang dilakukan oleh para pejabat Korea Utara yang mirip dengan kekejaman Nazi Jerman, dengan kebrutalan yang sistematis, seperti ditulis kantor berita Reuters.
Liputan Gambar
Huffington Post memuat sejumlah gambar dari Kim dan memberi penjelasan atas gambar itu.
Kim menggambarkan apa yang disebut sebagai "penyiksaan merpati" di mana "kita terikat pada posisi itu sampai sipir merasa bahwa dia telah cukup menyiksa Anda”, kata Kim. Gambar itu menunjukkan tahanan diikat kedua tangan di belakang yang dikaitkan pada batang besi setinggi 60 centimeter.
“ Jadi penyiksaan berlangsung sampai waktunya tiba bagi kepuasan sipir itu. Ini adalah penyiksaan merpati. ini adalah kata yang sangat aneh di Korea dan untuk Anda. Tangan Anda terikat di belakang dan jika mereka mengikat Anda seperti ini, dada Anda ke depan dan dalam posisi ini Anda disiksa," kata dia.
Kim mengatakan kepada panel dari Komisi HAM PBB, "Kita dipaksa memikirkan ada sebuah sepeda motor imajiner, dan kami diharuskan berada di posisi seolah-olah kita sedang mengendarai sepeda motor. Dan untuk ini, kami berpose seolah-olah kami adalah pesawat itu. Kami terbang. Dan jika kami berdiri seperti ini tidak ada yang bisa dipegang agar Anda bisa pada posisi itu untuk waktu yang lama. Andaakan jatuh ke depan. Semua orang di pusat penahanan melalui penyiksaan semacam ini."
Laporan PBB juga menemukan, "Keputusan, tindakan dan kelalaian oleh negara dan pemimpinnya menyebabkan kematian sedikitnya ratusan ribu orang dan menimbulkan luka fisik dan psikologis permanen pada orang-orang yang selamat."
Para tahanan dibawa ke kamp-kamp penjara dengan gerobag yang bisanya digunakan untuk membawa hewan, kata laporan PBB itu."
"Negara juga menggunakan makanan sebagai alat kontrol atas penduduk ... Negara ini juga telah menggunakan kelaparan yang disengaja sebagai alat kontrol dan hukuman di fasilitas penahanan. Ini telah mengakibatkan kematian pada banyak tahanan politik dan tahanan umum," tambah laporan itu.
Dari laporan itu disebutkan bahwa Kim menjelaskan bahwa dia harus merangkak dengan tangan dan lutut untuk masuk ke dalam sel. Pintu masuk hanya setinggi 80 centimeter. Di dalam dia berbagi dengan 40 tahanan lainnya.
Para penjaga mengatakan kepada Kim bahwa "ketika kamu sampai ke penjara ini kamu bukan manusia, kamu hanya seperti hewan, dan segera setelah kamu sampai ke penjara ini, kamu harus merangkak seperti binatang.” (un.org / huffingtonpost.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...