Mahasiswa Muslim AS Luruskan Kesalahpahaman Masyarakat
SATUHARAPAN.COM – Media massa yang dianggap tidak imbang membuat umat Muslim di negara Barat mendapat cap negatif. Huffington Post mewawancarai beberapa mahasiswa Muslim untuk mendapat cara pandang dari sudut mereka.
Lana Idris
Mahasiswi tahun pertama di Harvard University; dari Texas; mempelajari biologi evolusi manusia.
Saya ingin non-Muslim untuk mengetahui apa saja tentang kehidupan saya sebagai mahasiswa. Terutama, kami memiliki perjuangan yang khusus untuk melaksanakan ibadah kami. Misalnya, mencari waktu untuk salat di antara jadwal-jadwal kuliah yang padat. Sebagian besar, kami mengalami fase yang sama seperti dalam hidup setiap mahasiswa lainnya. Kami berusaha menunjukkan kepribadian kami sendiri, mencari tahu siapa kami, dan tempat kami dapat masuk ke dalam masyarakat.
Satu hal yang mungkin berbeda adalah bahwa kadang-kadang rasanya seperti kami sedang berusaha untuk mengukir ruang dalam masyarakat yang tampaknya selalu salah paham terhadap kami dan menolak kami karena semata kami adalah Muslim. Jadi saya akan mengatakan itu adalah perjuangan yang sama, hanya bernuansa berbeda tergantung pada konteks kita.
Masud Rahman
Mahasiswa tahun kedua di University of California, San Diego; dari California; mempelajari ilmu matematika komputer.
Saya ingin non-Muslim mengetahui bahwa kami memiliki perjuangan yang sama seperti Anda.
Jika ada non-Muslim memiliki ketakutan atau kekhawatiran mengenai Muslim di kampus atau Islam secara umum, silakan hubungi Asosiasi Mahasiswa Muslim setempat dan silakan berbincang dengan seorang Muslim.
Tesneem Alkiek
Mahasiswa senior di University of Michigan; dari Michigan; mempelajari studi Islam dengan minor pada awal Kristen, religi.
Seluruh kehidupan saya sebagai mahasiswa—kuliah, kegiatan sosial, belajar, dan sebagainya—berputar di sekitar salat lima waktu saya. Bahkan, sebelum saya mendaftar untuk mata kuliah tertentu, saya memastikan bahwa jadwal praktikum di laboratorium selama tiga jam tidak akan mengganggu salat magrib. Yang dibutuhkan adalah lima menit lima kali sehari, tetapi beberapa menit itu memaksa saya untuk berpikir tentang di mana saya akan menghabiskan waktu sepanjang hari dan cara saya untuk mengikuti perintah Allah. Ini rahasia saya dalam menjaga disiplin diri dan mengatur waktu saya dengan baik.
Fatima Chowdhury
Mahasiswa yunior di University of Michigan; dari New York; mempelajari studi internasional dan studi Timur Tengah dan Afrika Utara.
Apa yang harus disadari orang-orang adalah bahwa umat Islam adalah juga manusia.
Fatmah Berikaa
Mahasiswa di Boston College; dari Massachusetts; belajar pendidikan menengah dan Inggris.
Jika Anda belum pernah bertemu seorang Muslim, Anda hanya mendapatkan gambar dari yang Anda lihat di media. Dan, itu bukan seperti itu keadaan kami. Itu tidak kompatibel dengan apa yang diperjuangkan Islam.
Saya ingin orang mengerti bahwa kami juga manusia. Ketika tragedi terjadi—karena saya merasa sepertinya dalam Islam tidak dibahas kecuali jika dalam konteks tragedi tertentu—kami terimbas. Dalam tragedi itu sebenarnya kami juga merasakan sakit, takut, dan marah. Kami melalui emosi yang sama seperti keluarga korban. Jika membedakan kami, atau mengatakan "Kamu tidak bisa merasakan itu, karena itu orang-orang kalian yang melakukan itu", itu tidak masuk akal.
Saya ingin orang melihat saya sebagai manusia sejati. Saya tidak ingin kepribadian saya dan agama saya untuk menjadi eksklusif. Saya sudah bertemu dengan orang yang berkata, "Kamu begitu baik, saya hampir tidak memperhatikan jilbabmu!" Saya mengerti bahwa mereka sedang berusaha bersikap baik, dan saya menerima itu. Tetapi pada saat yang sama, saya ingin Anda tahu bahwa saya baik dan saya ingin Anda ‘memperhatikan’ jilbab saya, karena jilbab itu adalah bagian dari diri saya. Saya tidak ingin orang berpikir bahwa saya harus mengorbankan bagian dari diri saya sendiri untuk bagian lain dari diri saya sendiri. Kedua hal ini dapat hidup berdampingan.
Aisha Subhan
Tahun kedua di UC San Diego; dari Arizona; mempelajari ilmu hubungan internasional politik.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...