Makan Bersama
Mereka bersekutu, tak hanya rohani, juga jasmani.
SATUHARAPAN.COM – ”Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah” (Kis. 2:46-47). Demikianlah catatan Lukas mengenai sikap hidup jemaat mula-mula.
Mereka bersekutu, tak hanya rohani, juga jasmani. Lukas menceritakan bahwa mereka bersekutu dengan cara makan bersama. Sesungguhnya, makan bersama memperlihatkan persekutuan sejati karena semua orang yang makan itu setara kedudukannya. Makanannya sama. Tak ada diskriminasi. Semua orang boleh memakan hidangan yang ada. Tak peduli, kaya-miskin, pintar-bodoh, pribumi-asing, semuanya memakan lauk yang sama. Suasananya pun gembira dan tulus hati. Tidak ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah.
Dalam sikap hidup macam beginilah, janji Yesus—bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (lih. Yoh. 10:10)— terwujud.
Tak heran kalau pada akhirnya, Lukas menulis, ”mereka disukai semua orang” (Kis. 2:47). Suasana jemaat macam begitu ternyata berdampak bagi orang-orang di luar persekutuan. Cara hidup Kristiani seharusnya membuat orang lain menghormati para pengikut Kristus. Dan Lukas pun mencatat bahwa jumlah mereka semakin hari semakin bertambah (lih. Luk. 2:47). Sebab banyak orang tertarik dengan gaya hidup mereka.
Persoalannya, dapatkah gaya hidup semacam ini diterapkan bagi orang-orang di abad ke-21 ini? Masalahnya, bukan bisa atau enggak; tetapi apakah kita mau melakukannya. Dan dimulai dari diri kita sendiri!
Caranya? Mulailah dengan senantiasa memikirkan apa yang dapat kita lakukan bagi orang lain. Jadi setiap ketemu orang, kita perlu bertanya dalam hati: ”Apa yang dapat kuperbuat baginya?” Kita bisa memberinya makanan, kita bisa mendoakannya, kita juga bisa tersenyum kepadanya. Banyak yang bisa kita lakukan untuk orang lain.
Dan pertanyaannya, sekali lagi, maukah kita?
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Perayaan Natal di Palestina Masih Dibatasi Tahun Ini
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengin...