Masyarakat Harus Miliki Media Literasi untuk Menangkal Hoax
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Tenaga Ahli Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail Cawidu, mengatakan masyarakat harus memiliki media literasi memadai dengan memperkaya bacaan dan informasi untuk menangkal hoax.
“Untuk menangkal hoax masyarakat harus punya media literasi yang cukup, mengerti menggunakan media. Artinya kalau mengerti menggunakan media lalu bisa melakukan analisis terhadap sebuah informasi yang diterima,” kata Ismail Cawidu kepada satuharapan.com di Bandung, hari Kamis (3/5).
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu mengatakan, pertama-tama seseorang harus mengenali suatu informasi dengan mengetahui sumbernya siapa.
“Kalau ini gambar atau foto maupun video, dia melihat fotonya kayak apa? Kalau dia sudah menemukan berita, sudah menemukan sumber, maka dia harus memiliki kemampuan membanding. Lalu dia cari media lain, apakah berita ini ada di media yang lain? Terutama di media nasional,” katanya.
Staf Khusus di Kementerian Sosial ini juga mengatakan, bahwa selanjutnya masyarakat harus melihat ciri-ciri yang paling jelas dari suatu informasi atau berita.
“Apakah menghasut? mau melancarkan serangan-serangan. Atau kemudian ada perintah memviralkan dan kemudian mencatut nama orang dan gejala-gejala lainnya. Hal-hal seperti hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki media literasi yang tinggi dan bagus,” katanya.
“Nah itu yang kita inginkan pada masyarakat supaya dia memiliki mitra media literasi yang bagus supaya bisa mengenali. Bahasa sederhananya untuk media literasi adalah mampu mengetahui secara sederhana maksud dan tujuan berita ini apa,” dia menambahkan.
Baca juga: Komisi Informasi Ajak Media Kawal Transparansi Badan Publik
Baca juga: Komisi Informasi Jamin Akses Masyarakat ke Badan Publik
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...