Media: SBY Dinilai Presiden Yang Percaya Sihir
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Buku baru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diluncurkan pekan lalu ternyata juga mengundang komentar media di luar negeri. Namun kali ini terkait dengan peristiwa sihir, bahkan disebutkan SBY kemungkinan adalah presiden Indonesia pertama yang mengakui secara terbuka bahwa dia percaya pada sihir.
Komentar itu muncul di media online Religion News Sevices yang dipublikasikan pada hari Selasa (21/1) dan juga di Huffington Post pada hari Rabu (22/1). Kedua media itu menyebutkan SBY mungkin menjadi presiden Indonesia pertama yang mengakui secara terbuka bahwa dia percaya pada sihir. Dalam memoar yang baru-baru ini diterbitkan, dia menggambarkan dalam gaya "film horor" tentang sebuah pertemuan dengan ilmu hitam di kediamannya.
Kedua media itu mengutip bagian dari buku SBY berjudul Selalu Ada Pilihan setebal hampir 900 halaman. Tiba-tiba, istri saya berteriak," tulis Yudhoyono "Ada awan tebal gelap melayang di bawah langit-langit, mencoba masuk ke kamar saya. Saya kemudian meminta pada semua orang untuk berdoa untuk mencari bantuan Allah. Saya menutup pintu menuju kamar, tetapi tetap terbuka lebar. Awan yang bergulung akhirnya keluar dari rumah saya."
Media itu menulis bahwa sihir dilarang dalam agama Islam. Namun, praktik (sihir) tersebar luas di Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sebuah survei pada 2012 yang dilakukan oleh Pew Forum menunjukkan bahwa 69 persen Muslim Indonesia percaya ilmu sihir adalah nyata.
"Banyak orang di Indonesia, termasuk pemimpin tertinggi, mendatangi peramal untuk berkonsultasi tentang karir mereka, kekayaan dan pernikahan," kata Endy Bayuni, editor senior The Jakarta Post, yang dikutip media tersebut.
Namun, presiden yang berbagi informasi ke publik tentang sihir belum pernah terjadi sebelumnya, kata Bayuni menambahkan.
Berita itu menyebutkan bahwa Yudhoyono tinggal di kediaman pribadinya, bukan di istana presiden yang dibangun pada abad ke-19 di Jakarta, karena dianggap angker, kata Bayuni. Hanya dua presiden, Sukarno dari 1945-1965 dan Abdurrahman Wahid pada tahun 1999-2001, yang tinggal di istana.
Pada bulan September 2010, Yudhoyono juga disebutkan tidak menghadiri pertemuan antara Amerika Serikat dan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang diselenggarakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, sebagian alasannya adalah adanya "rumor sihir merajalela di istana," menurut WikiLeaks.
Media itu menyebutkan bahwa Yudhoyono percaya pada sihir, tapi mungkin hanya sebagai ancaman.
Tahun lalu pemerintah juga mengusulkan perubahan KUHP dengan menambahkan pasal tentang ilmu hitam yang disebutkan mengakibatkan penyakit, kematian, penderitaan mental atau fisik sebagai suatu pelanggaran, dengan hukuman hingga lima tahun penjara atau denda hingga Rp 300 juta. (religionnews.com/huffingtonpost.com)
Tanda-tanda Kelelahan dan Stres di Tempat Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Stres berkepanjangan sering kali didapati di tempat kerja yang menyebabka...