Melompat Lebih Tinggi
Penyakit itu ternyata tidak akan benar-benar menyakiti manusia.
SATUHARAPAN.COM – Lima tahun lalu saya didiagnosis Systemic Lupus Erithematosus. Waktu itu saya masih kuliah di almamater kebanggaan tlatah agung Sri Sultan HB X. Sayangnya terpaksa sekali, lustrum perdana saya harus ternoda. Lupus saya flare alias kumat, masih ditambah embel-embel suspect DBD juga. Tidak ada yang bisa saya perbuat selain menuruti kata dokter.
Banyak orang ragu saat mendengar kabar bahwa saya opname. Biasanya mereka mengenal saya sebagai Orang dengan Lupus yang paling tahan banting. Dan sekarang saya harus istirahat.
Namun demikian, masih banyak yang bisa disyukuri. Selama ini saya sehat, banyak yang sudah diupayakan: lulus kuliah, wisuda, pelayanan sosial, pelayanan gereja, terikat sistem pekerjaan kantor, juga terlibat hubungan pribadi yang dewasa dengan kawan pria.
Juli ini masa opnamenya cukup panjang, agak bosan karena saya tidak menulis apa-apa. Tetapi, justru saat saya diborgol infus inilah, Si Wangsit datang. Di televisi saya menyaksikan pertunjukkan lawas bertajuk Britains Got Talent. Salah satu pesertanya adalah pengidap Torrete Syndrome. Sam Jones, baru sekitar 20-an tahun usianya. Sejujurnya dia minder dengan TS yang diidapnya, membuat dia terlihat hiperaktif, seperti anak kecil berteriak-teriak untuk mengusili kawannya.
Namun, Sam Jones beruntung berada dalam lingkungan yang merangkulnya. Suara perutnya dimanfaatnya untuk menghibur orang. Pihak sekolahnya bahkan tiap pekan menyelenggarakan acara khusus ”Sammy Times” di auditoriumnya, agar Sam dapat tampil, disaksikan, dan diapresiasi.
Efeknya bagus. Mindernya ditekan ke titik minus. Malahan dia menaklukkan panggung audisi Britains Got Talent.
Meski Sam Jones tersingkir di putaran awal, dia tidak menyerah. Dan inilah yang patut diteladani dari dirinya: penyakit itu ternyata tidak akan benar-benar menyakiti manusia. Penyakit itu justru berbaik hati datang untuk mengajak kita membuat lompatan dalam hidup.
Dan akhirnya, bersama SheilaOn7 kita bisa bernyanyi, ”Kita berlari dan teruskan bernyanyi. Kita buka lebar pelukan mentari. Bila ku terjatuh nanti, kau siap mengangkat aku lebih tinggi. Seperti pedih yang telah kita bagi layaknya luka yang telah terobati. Bila kita jatuh nanti, kita siap tuk melompat lebih tinggi!”
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...