Novel Chinese Whispers Peringati Tragedi Kekerasan Rasial Mei 1998
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rani P Collaborations bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Atma Jaya Jakarta, mengadakan peluncuran sebuah novel grafis digital bertajuk Chinese Whispers di Gedung Yustinus lantai 14, Kampus 1 Semanggi Unika Atma Jaya, Kamis (3/5).
Chinese Whispers, terinspirasi dari kisah kekerasan rasial Mei 1998 di Indonesia dan khususnya bagi seniman utama, pengalaman pribadi dari Rani Pramesti. “Tidak mungkin memulihkan luka yang tidak mau kita akui,” kata Rani.
Pada acara ini, para peserta diajak menonton teaser Chinese Whispers, dibarengi dengan ilustrasi animasi dengan dipandu melalui labirin oleh Rani.
Saat kerusuhan, Rani baru berusia dua belas tahun dan kekerasan rasial secara mendalam telah menghancurkan rasa identitasnya, dan mendorong orang tuanya untuk mengirim anak-anak mereka ke Perth, Australia barat.
Dalam teaser tersebut, para peserta dibawa untuk melihat dan mendengarkan kesaksian dari berbagai wanita tentang kerusuhan Mei 1998, termasuk aktivis hak-hak wanita yang terkenal, Karlina Supelli dan jurnalis Dewi Anggraeni.
Ide Chinese Whispers tidak datang dan terbentuk begitu saja. Rani telah lama memiliki keinginan untuk menciptakan sesuatu berdasarkan pengalaman pribadinya, terkait tragedi kerusuhan Mei 1998, dimana ia banyak mendengar kisah-kisah keji dan tragis yang dialami para korban di masa tersebut. Selain itu, ia pun senang untuk berbagi cerita.
Kini, Chinese Whispers telah memenangkan dua penghargaan di Melbourne Fringe Festival 2014: Best Live Art dan Kultour‘s Innovation in Culturally Diverse Practice Awards.
Rani berharap ke depannya Chinese Whispers dapat ditampilkan di kalangan masyarakat. Menurutnya, itu merupakan salah satu upaya dalam memerangi isu kurangnya keberagaman budaya dan ras. (atmajaya.ac.id)
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...