Payung Teduh Band yang Lahir dari Persahabatan
DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Grup band ber-genre musik tahun 60an Payung Teduh tak terbatas oleh waktu, meski zaman terus berganti. Warna musik yang terdengar seperti alunan jazz dan sedikit nada keroncong membuatnya memiliki warna tersendiri sampai akhirnya banyak digemari oleh para muda mudi saat mereka manggung disebuah acara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Depok, Kamis (11/12).
Kelompok musik yang berdiri sejak tahun 2007 diinisiasi oleh Mohammad Istiqamah Djamad atau yang akrab disapa Is dan Comi yang keduanya merupakan sahabat di masa kuliah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia. Berawal dari profesi pemain musik di Teater Pagupon sampai ke kantin hingga akhirnya keduanya memiliki karakter dalam memainkan musik.
Tahun 2008 Is dan Comi mulai mengajak Cito penabuh drum untuk melengkapi permainan musiknya kemudian pada tahun 2010 pemain gitar Ivan juga ikut diajak bergabung. Lagu pertama yang mereka buat dan dimunculkan adalah “Angin Pujaan Hujan” yang memiliki warna musik tersendiri. Disusul dengan sejumlah lagu yang diciptakan dan asyik didengar yaitu, “Kucari Kamu”, “Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan”, “Amy”, dan juga termasuk karya-karyanya yang dimainkan dalam pementasan teater diantaranya “Resah”, “Cerita Tentang Gunung dan Laut.” Akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album sendiri secara independen dipengujung tahun 2010.
Warna musik Payung Teduh tidak berhenti disatu genre tertentu. Musik yang dimainkan tentu memiliki ciri yang sudah dimiliki, semua tergantung dari pendengar yang memilih selera musik yang disukainya.
(sumber: http://payungteduh.blogspot.com/p/biography)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...