Pegawai Bermental Karyawan
SATUHARAPAN.COM – Kisah para pegawai Naaman patut disimak (2Raj. 5:1-14). Meski berstatus pegawai, mereka bermental karyawan. Mereka tidak bermental ABS (Asal Bapak Senang), mereka sungguh ingin memberikan yang terbaik melalui karya.
Ketika Naaman kesal dengan perlakuan Elisa, yang memintanya untuk membenamkan diri ke sungai Yordan sebanyak tujuh kali, para pegawainya berupaya agar Naaman tetap fokus pada tujuan utama—kesembuhan dari kusta.
Nasihat mereka: ”Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” (2Raj. 5:13). Kalimat yang logis. Meski bertujuan menyentuh pikiran, kalimat itu pastilah menyentuh hati Naaman. Pegawai-pegawai itu mengingatkan kembali akan kehebatan Sang Panglima.
Siapa tak kenal Naaman? Dia suka sekali, dan terbukti, mampu melakukan tindakan luar biasa. Dia terbiasa melakukan hal-hal sulit. Bagi orang lain mungkin mustahil, namun tidak bagi Naaman.
Dengan kata lain, ”Kalau perbuatan yang sukar saja Bapak suka dan mampu melakukannya, masak hal yang mudah begini Bapak malah enggan?” Itu berarti, apa yang diminta Elisa bukanlah sesuatu yang sulit. Lalu, apa salahnya dicoba! Ya, apa salahnya dicoba? Bukankah dia telah sampai ke Israel. Kalau pulang ke Damsyik, dia tidak mendapatkan apa-apa.
Kita tidak pernah tahu nama para pegawai itu. Namun, mereka mengerjakan tugasnya dengan baik. Mereka berani mengemukakan pendapat yang berbeda demi kepentingan tuannya. Mereka ingin Sang Panglima meraih tujuannya. Mereka telah menjadikan cita-cita tuannya—kesembuhan dari kusta—sebagai cita-cita mereka juga. Mereka sungguh pekerja berkualitas.
Naaman pun sembuh dari penyakitnya. Dia sungguh berbahagia memiliki para pegawai bermental karyawan.
email: inspirasi@satuharapan.com
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...