Pemakaian Listrik Berkurang 50 Persen Saat Nyepi
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Perseroan Terbatas PLN Distribusi Bali, memprediksikan penggunaan energi listrik pada saat umat Hindu melaksanakan tapa beratha penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1937, akan berkurang sampai 50 persen.
"Pemakaian listrik di Bali kini beban puncaknya mencapai 850 megawatt, sehingga pemakaian pada Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1937 diperkirakan 425 megawatt," kata Kepala Humas PT PLN (Persero) Distribusi Bali Wayan Redika di Denpasar, Jumat (20/3).
Meskipun pemakaian listrik di Bali berkurang separuhnya, lanjut Wayan Redika, pembangkit listrik tetap beroperasi dengan baik.
"Nanti kita lihat apakah perlu ada pemadaman atau tidak. Jika pemakaiannya kecil, tentu sejumlah pembangkit akan diistirahatkan," kata Wayan Redika.
Ia mengungkapkan, pemakaian listrik saat Hari Suci Nyepi tahun lalu tercatat 390 megawatt dari beban puncak pada saat itu 781 megawatt.
Umat Hindu melaksanakan tapa beratha penyepian pada hari Sabtu (21/3), yang meliputi tidak bekerja atau melakukan kegiatan (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang, atau hura-hura (amati lelanguan).
Redika menjelaskan, pihaknya hingga kini memiliki sebanyak 1.090.000 konsumen yang terdiri atas 70 persen perusahaan, termasuk kalangan hotel, Bandara Internasional Ngurah Rai, dan 30 persen perorangan.
"Konsumen perorangan itulah yang tidak menggunakan energi listrik selama sehari penuh, sementara konsumen perusahaan, khususnya hotel dan Bandara Internasional Ngurah Rai, tetap memerlukannya untuk operasional dan pelayanan," kata Redika.
Menyangkut penggunaan energi listrik, terjadi peningkatan beban puncak dari 781 megawatt pada tahun 2014, kini menjadi 850 megawatt.
Daerah tujuan wisata Pulau Bali, kini memiliki energi listrik yang memadai meskipun permintaan dari kalangan pelanggan rumah tangga, hotel, dan perusahaan besar mengalami pertumbuhan relatif cukup tinggi.
Cadangan listrik mencukupi kebutuhan masyarakat Bali, bahkan jika ada investor baru memerlukan energi listrik, segera dipenuhi karena pasokan listrik dari Jawa yang disalurkan melalui kabel laut ke gardu induk Gilimanuk masih relatif cukup besar.
Pulau Bali memiliki kapasitas cadangan listrik 900 megawatt, sedangkan pemakaian puncak tertinggi 850 megawatt dengan asumsi meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
Angka sisa tersebut, bahkan masih lebih besar jika dibandingkan dengan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk sebesar 130 megawatt .
Selain PLTG Gilimanuk di Pulau Bali, juga memiliki PLTG Pemaron dan Pesanggaran, bahkan di beberapa tempat, seperti Buleleng dan tiga Nusa (Nusa Penida, Lemongan, dan Ceningan) yang terpisah dengan daratan Bali listriknya juga dilayani PLN Distribusi Bali kini juga sedang dan akan dibangun beberapa pembangkit listrik ramah lingkungan.
Seperti di Buleleng, yakni Sambangan dan Seririt akan dibangun PLTN Micro hydro masing-masing berkapasitas 1 megawatt, sementara di tiga Nusa yang masuk wilayah Kabupaten Klungkung sedang diupayakan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/angin (PLTB) dengan kapasitas masing-masing 1 megawatt yang diusahakan pihak pemerintah daerah setempat.
Bahkan, kini juga sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang (Bali utara) oleh pihak swasta dengan bahan bakar batu bara yang terdiri atas tiga blok, dengan kapasitas masing-masing blok 130 megawatt .
Pengunaan batu bara akan mengurangi konsumsi BBM di beberapa PLTG di Bali. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...