Pemprov DKI Benahi Taman Rusak Akibat Demo di Depan Gedung MK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Aksi demonstrasi yang dilakukan massa pendukung pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), berdampak pada rusaknya taman yang menjadi wilayah tanggung jawab Pemprov DKI itu. Walhasil, jajaran dinas terkait membenahi dampak yang timbul dari kegiatan tersebut.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar mengatakan taman di depan MK merupakan jalur hijau median jalan. Rusaknya taman untuk sementara ini belum dilakukan perbaikan sampai berakhirnya kegiatan dari konsentrasi massa tersebut.
“Itu kami tidak memperbaiki dulu untuk saat ini sampai berakhirnya pesta politik, pengumumannya tanggal 21 Agustus, diperkirakan tanggal 22 juga masih ada dampaknya, kalau diperbaiki hari ini juga pasti diinjak lagi besoknya,” tutur Nandar saat dihubungi satuharapan.com di Jakarta, Rabu (20/8).
Oleh sebab itu sejak hari pertama dimulainya kegiatan demo, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI hanya merapihkan, membuang, dan membersihkan, tanaman supaya tidak terlalu terlihat kumuh. Pasalnya, akibat dari terinjak-injak itu membuat tanaman menjadi busuk, maka yang busuk itu dipotong, dan dibuang menjadi sampah.
Rusaknya taman oleh massa menurut Nandar karena volume massa yang demikian banyaknya, bahkan di jalan tidak tertampung, maka mereka masuk ke lahan taman di median jalan itu.
“Antisipasi yang dilakukan, kami sudah mensosialisasikan bahwa politik jangan merusak, taman milik masyarakat, karena perbaikannya juga pakai uang rakyat. Pada waktu kami patroli ke sana (depan gedung MK, Red), sudah berusaha untuk mensosialisasikan jangan sampai demo banyak merusak jalur hijau yang kami kelola. Tetapi dengan massa yang begitu banyak, kita tidak bisa berbuat banyak, jangankan dinas, polisi saja yang menjaga juga kesulitan mengatur mass,” sesalnya.
Sampah Pendemo Capai 7 m3
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengungkapkan volume rata-rata sampah yang dikumpulkan per harinya usai aksi demonstrasi itu sekitar 3-5 meter kubik (m3), dan puncaknya pada Jumat (16/8) lalu mencapai 7 m3.
Untuk mengangkut sampah-sampah tersebut, setidaknya disiapkan satu unit mobil lintas bak terbuka dan dua unit germor (gerobak motor, Red).
Sejak hari pertama kegiatan demonstrasi, setidaknya ditempatkan 20 petugas kebersihan ditambah empat pengawas dari Dinas Kebersihan DKI. Jumlah tersebut lebih banyak dari hari biasa, di mana biasanya cukup dengan menugaskan enam orang penyapu jalan.
Isnawa mengimbau agar koordinator pendemo selain menjaga ketertiban, mohon bantu petugas untuk menjaga kebersihan dengan membawa kantong-kantong plastik (trash bag) untuk mengumpulkan sampah-sampah yang ada, mengingat kebersihan menjadi tanggung jawab semua warga.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Komisioner Komnas HAM: Kita Butuh UU Yang Berpihak Kepada Ma...
TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Problem utama lingkungan dan sumber daya alam saat ini jika ditarik keakarny...