Penampilan Presiden Afghanistan dengan Istri Mengejutkan Publik
KABUL, SATUHARAPAN.COM - Lebih dari satu dekade ibu negara Afghanistan, Zeenat Karzai, istri mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, hampir tak pernah terlihat muncul di permukaan. Terlindung di balik dinding tinggi istana presiden, ia tampaknya telah meninggalkan kariernya di bidang kedokteran, dan jarang diizinkan keluar di depan umum oleh mantan Presiden Hamid Karzai.
"Banyak orang tidak mengenal saya," Ny Karzai mengakui dalam sebuah wawancara langka pada 2004.
Presiden baru, Ashraf Ghani, memiliki visi berbeda. Selama pidato pelantikannya pada 29 September lalu, dengan penuh emosi dia mengungkapkan terima kasihnya kepada pasangan hidup, istri tercintanya, Rula Ghani, perempuan kelahiran Lebanon.
Saat penuh makna simbolis, dan sangat berarti, mengingat banyak pria Afghanistan enggan membicarakan istri-istri mereka dengan pria lain secara pribadi, apalagi di depan banyak orang. Tidak hanya itu, Presiden Ghani, mengumumkan istrinya akan memiliki peran publik dalam advokasi bagi perempuan, anak-anak, dan pengungsi.
Setelah berbulan-bulan mengalami ketegangan karena pemilu di Afghanistan, banyak di antara warga Afghanistan yang merupakan masyarakat perkotaan, mendukung kebebasan bagi perempuan.
"Dia tidak hanya menyebut namanya dengan bangga," kata Hasina Safi, dari Jaringan Wanita Afghanistan. "Ini benar-benar menjadi masalah besar di negeri ini," Shafic Gawhari, kepala eksekutif sebuah perusahaan media besar, dan dia menganggapnya "salah satu bagian terbaik dari pidatonya."
Namun, kelompok konservatif sangat mengecam keras Rula Ghani. Dia adalah seorang Kristen ketika bertemu suaminya di universitas di Beirut, Lebanon, pada 1970-an, dan pindah ke Amerika Serikat.
"Tidak ada yang melihatnya masuk Islam," Maulavi Habibullah Hasham, dari masjid Bagh Bala di Kabul, mengatakan dalam sebuah wawancara, "Saya percaya misinya mengkristenkan orang." Berbagai komentar ulama lainnya yang berisi penghinaan dilontarkan oleh saingan Presiden Ghani selama pemilu.
Reaksi masyarakat Afghanistan sebenarnya sudah terjadi beberapa dekade lalu. Pada 1920, misalnya, Raja Amanullah, raja yang berpandangan modern, menunjukkan istrinya, Ratu Soraya, yang berpakaian Barat, ke publik, pada 1927. Raja itu kemudian dipaksa oleh para mullah ke pengasingan, dan mengurangi kekuasaannya.
Dalam pidato singkat memperingati Hari Perempuan Internasional pada Maret, Presiden Ghani mencatat pentingnya peran tradisional perempuan sebagai ibu rumah tangga, dan menyarankan seorang ibu bisa menggunakan keterampilannya di luar rumah juga.
Klaim keji beredar di media sosial, memasang foto yang menunjukkan Presiden Ghani beribadah di gereja Kristen, dan menuduh istrinya adalah seorang agen Israel.
Kontroversi yang terjadi ini, mengingatkan banyaknya kendala yang muncul, walaupun upaya telah banyak dilakukan oleh perempuan Afghanistan selama dekade terakhir ini, baik di bidang pendidikan, maupun di parlementer.
Rula Ghani berpendidikan tinggi. Dia belajar di Paris, Beirut, dan New York, kemudian lulus dari Columbia University.
Rumah kediaman pasangan itu di daerah Darulaman Kabul, ditampilkan menjadi ruang resepsi yang elegan, dengan campuran elemen arsitektur Nuristani Timur Tengah. Presiden Ghani sangat membanggakan rumahnya yang dirancang oleh istrinya.
Rula Ghani memiliki sikap lebih lembut dan lebih tenang daripada suaminya, yang dikenal karena ketidaksabarannya dan bertemperamen panas. Selama kampanye pemilu, ia tampil di hadapan publik di samping suaminya, dan memberikan dukungan untuk suaminya. (Nytimes.com)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...