Pendeta Papua: Pemerintah Jangan Larang Gereja Bicara Referendum
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Komisi Hak Asasi Manusia Asia (The Asian Human Rights Commission/AHRC) yang berbasis di Hong Kong, melalui siaran pers yang ditayangkan lewat situs resminya pada hari Jumat (8/4) menilai polisi Indonesia telah memperingatkan dan mengintimidasi tokoh-tokoh agama Papua untuk menghindari kegiatan politik, berbicara tentang pelanggaran HAM dan referendum di gereja-gereja.
Pernyataan AHRC itu disampaikan terkait dengan aksi penangkapan 12 aktivis Papua yang menggelar unjuk rasa damai di lapangan Kampung Bhintuka-SP13 di Mimika, Kabupaten Timika, Papua pada hari Selasa, 5 April 2016. Mengutip penjelasan aparat, AHRC mengatakan unjuk rasa itu dibubarkan karena salah seorang pengunjuk rasa dalam orasinya menyerukan referendum.
Menanggapi akan hal itu, Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGGBP), Pendeta Socratez Sofyan Yoman, mengatakan pelayanan dan pekerjaan gereja tidak bisa dilarang oleh pemerintah dan aparat keamanan sekalipun untuk membicarakan referendum, karena menurutnya, gereja memegang nilai-nilai Ilahi.
“Pelayanan dan pekerjaan Gereja tidak bisa dilarang oleh pemerintah dan aparat keamanan. Gereja memegang nilai-nilai Ilahi. Gereja menyampaikan kebenaran yang diajarkan Yesus dan menyampailan kabar keselamatan dan kedamaian,” kata Socratez Sofyan Yoman menjawab pertanyaan satuharapan.com melalui pesan singkat, pada hari Sabtu (9/4).
Socratez mengaku sikap gereja adalah memperjuangkan nilai-nilai keadilan sebagai syarat kedamaian dan menyampaikan kabar hidup kekal.
“Gereja sampaikan tentang dosa dan kuasa iblis yang merusak manusia. Gereja menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan dan martabat manusia. Gereja sampaikan benar kalau benar dan salah bila salah. Gereja tidak kompromi dengan kekerasan dan kejahatan,” katanya.
Tokoh Papua yang selalu bersuara keras atas pelanggaran HAM di Papua dan dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua, mengatakan, gereja melawan kejahatan dan pelanggaran HAM. Gereja adalah institusi Ilahi, bukan institusi manusia.
“Gereja berdiri di atas batu karang yang teguh dan memegang kunci Kerajaan Sorga. Gereja sebagai penyambung lidah umat Tuhan apa yang sebenarnya terjadi dan dialami warga gereja,” katanya.
Lebih lanjut, Socratez mengatakan bahwa sebagai pelayanan gereja dirinya akan menyampaikan harapan jemaatnya yang menghendaki kemerdekaan. Dan hal itu tidak bisa dilarang oleh aparat keamanan setempat.
“Warga gereja bilang merdeka ya kami sampaikan kepada Indonesia dan kepada komunitas Internasional bahwa rakyat Papua mau merdeka di luar Indonesia. Gereja diberikan tugas oleh Yesus untuk menggembalakan domba-domba Allah,” katanya.
“Tidak ada orang yg menghentikan pekerjaan gereja kecuali Tuhan. Karena Gereja didirikan Tuhan dan milik Tuhan sendiri,” dia menegaskan.
Ketika ditanya, apakah benar sinyalemen AHRC yang menyatakan aparat keamanan meminta rohaniawan tidak bicara referendum, Socratez mengatakan intervensi itu ada, tetapi tidak terbuka. "Hanya beberapa pendeta yang tidak berwatak yang sudah terbius saja yang ikut aparat," kata dia.
"Intervensi itu sudah lama," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Baca Juga:
- Gereja Katolik Minta PBB Investigasi Pelanggaran HAM Papua
- Sejumlah Negara Hadiri Pertemuan Pembebasan Papua di London
- Aktivis Papua Pilih Sosialisme dan Tinggalkan Gereja
- Mahasiswa Papua di Australia Nekad Suarakan Aspirasi Merdeka
- Pakar Media: Pelanggaran HAM Papua Harus Jadi Cerita Global
- Dukung ULMWP Anggota Penuh, Vanuatu Minta RI Didepak dari MSG
- Seperti Papua, Pulau-pulau Ini Juga Ingin Merdeka
- Perempuan Katolik Papua Minta Paus Fransiskus Kunjungi Papua
- 20 Uskup Negara-negara Melanesia Turun ke Papua, Ada Apa?
- LIPI: Gerakan Pro Kemerdekaan Papua Semakin Solid
- LIPI Desak Jokowi Segera Umumkan Dialog Nasional dengan Papua
- Pendeta Papua: Pemerintah Jangan Larang Gereja Bicara Referendum
- Pasca Kunjungan Luhut, ULMWP Gencarikan Internasionalisasi Isu Papua
- Komisi HAM Asia Kutuk Penangkapan Aktivis Papua Penyeru Referendum
- WP Arriors Tanding di AS Suarakan Pelanggaran HAM di Papua
- Lujut Pandjaitan: Buat Apa Berunding dengan ULMWP?
- Tokoh Papua: Bila Pak Luhut Niat Baik Tuhan Memberkati
- Luhut Tolak Tim Pencari Fakta Pelanggaran HAM untuk Papua
- Luhut: Saya Ingin Orang Papua Tuan di Tanahnya Sendiri
- Karya Tulis tentang Papua Merdeka Raih Penghargaan di California
- ULMWP Tolak Usul Luhut Kirim Utusan Khusus ke Pasifik Selatan
- Ziarah Luhut ke Makam Theys Bertabur Puji dan Caci
- Gereja-gereja Pasifik Kritisi Kunjungan Luhut ke Fiji
- Tokoh Papua: Kunjungan Luhut Sia-sia Tanpa Dialog dengan ULMWP
- Papua Termasuk 60 Bangsa di Dunia yang Perjuangkan Kemerdekaan
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...