Pesan Paskah PGI: Mewujudkan Damai Sejahtera
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Dalam suasana penuh sukacita memperingati hari raya Paskah, umat Kristen di Indonesia bahkan di seluruh dunia diingatkan kembali bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Paskah meneguhkan kita bahwa iman kita kepada-Nya tidak sia-sia (bdk. 1 Kor 15:17a).
Dia telah bangkit! Di dalam Dia ada pengharapan, bahwa perubahan ke arah hidup yang lebih baik sesuai rencana-Nya, mungkin dan dapat terjadi. Kiranya Paskah selalu membangkitkan pengharapan, kekuatan dan semangat bagi kita untuk melanjutkan perjalanan hidup, betapapun beratnya pergumulan kita sebagai pribadi atau keluarga, maupun banyaknya persoalan yang kita hadapi dalam kehidupan bergereja dan berbangsa.”
Itulah sepenggal pembukaan Pesan Paskah yang disampaikan Majelis Pekerja Harian (MPH) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) untuk seluruh umat Kristiani di Indonesia.
Tema Paskah PGI 2015 adalah “Kristus yang bangkit, mengutus kita mewujudkan damai sejahtera”. Tema ini diambil dari Injil Yohanes 20:21 yang mengisahkan tentang Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Dalam kehadiran-Nya yang tidak diduga itu, Yesus berkata: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”.
Melalui Paskah ini, PGI kembali mengingatkan bahwa Kristus sudah bangkit dan mengutus umat manusia, sebagai gereja-Nya, untuk mewujudkan damai sejahtera di mana pun dan dalam situasi apa pun Tuhan menempatkan.
Manusia dituntut untuk tidak tinggal diam, apatis, bisu, dan tidak peduli terhadap sekelilingnya. Mewujudkan damai sejahtera berarti menghadirkan suasana kerajaan Allah kepada alam semesta. Injil Yohanes 20:21 menegaskan Injil yang holistik, yakni damai sejahtera yang utuh dan menyeluruh bagi semua ciptaan.
PGI juga mengajak umat Kristiani di Indonesia untuk prihatin dengan berbagai masalah yang menjauhkan manusia dan ciptaan-Nya dari situasi damai sejahtera serta mengingat dalam doa bagi mereka yang menderita karena perang, seperti di Suriah dan Irak juga para korban bom bunuh diri di Pakistan.
Allah memberi kekuatan kepada mereka yang menderita karena kemiskinan, ketidakadilan, penyakit, bencana alam, terutama di Gunung Sinabung, serta berbagai bentuk ancaman yang membuat mereka hidup dalam ketakutan.
Gereja-gereja diajak untuk melakukan tindakan nyata dalam upaya menghadirkan damai sejahtera dalam kehidupan mereka. PGI juga berharap, pemimpin bangsa Indonesia dapat mengandalkan hikmat dari Tuhan agar masyarakat bisa mengalami damai sejahtera Allah, serta dijauhkan dari berbagai bentuk kepalsuan dan kebohongan yang merusak tatanan hidup.
Berikut ini makna Paskah PGI 2015 kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia untuk direnungkan dalam suasana syukur dan sukacita.
- Perayaan Paskah hendaknya menjadi momentum yang strategis bagi seluruh umat Kristen untuk ikut serta berperan positif, kritis dan kreatif dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia, untuk membawa damai sejahtera dengan mendukung penegakan kebenaran, hukum, dan sikap antikorupsi.
- Perayaan Paskah hendaknya menjadi momentum positif bagi seluruh gereja untuk aktif mengatasi pertikaian dalam masing-masing gereja maupun dalam hubungan antara gereja. Untuk menjadi pewarta damai sejahtera Allah yang handal dan dapat dipercaya, gereja-gereja perlu memaknai pengorbanan Kristus yang mati demi pengampunan dosa kita. Dalam semangat Paskah, para pelayan gereja dan semua umat hendaknya bersedia saling mengampuni, serta bergandengan tangan untuk mewujudkan kesatuan tubuh Kristus demi mewujudnyatakan damai sejahtera Allah bagi semua.
- Perayaan Paskah hendaknya menjadi momentum kreatif bagi seluruh keluarga Kristen untuk saling berdamai sebagai Keluarga Kristus. Banyak percekcokan dan hati yang tidak damai muncul karena hasrat mengejar status sosial dan kelimpahan materi. Tema Paskah saat ini menuntun tekad gereja-gereja anggota PGI untuk “Mengembangkan Spiritualitas Keugaharian: Cukup untuk Semua”. Telah banyak keluarga kehilangan prioritas spiritual karena dikuasai oleh nafsu keserakahan dan dorongan untuk menumpuk harta bagi diri sendiri. Paskah mengingatkan keluarga Kristen untuk mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Allah berjanji akan mencukupkan semua kebutuhan kita.
- “Keugaharian” tidak berarti “memiskinkan diri”. Keugaharian adalah sebuah mentalitas dan sikap hidup yang melihat dan menghargai hidup ini sebagai anugerah Allah. Anugerah-Nya termasuk semua sumber penopang hidup di planet Bumi ini, “cukup untuk semua”, jika dikelola secara bertanggungjawab. Sikap berbagi adalah bagian tak terpisahkan dari keugaharian.
- Perayaan Paskah adalah momentum pribadi untuk hidup dalam kemenangan sekaligus dalam keugaharian. Kemenangan kita ada dalam Kristus, bukan karena usaha kita. Kemenangan bukan ditentukan berapa banyak kekayaan duniawi yang kita peroleh, melainkan pada penghayatan iman kita kepada Kristus yang bangkit! Tetaplah dalam Kristus! Hiduplah dalam kemenangan! (pgi.or.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...