Prancis Didesak Tindak Lanjuti Suara Parlemen Akui Palestina
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM – Kepemimpinan Palestina mendesak Prancis menindaklanjuti suara parlemen pada Selasa (2/12) mendukung pengakuan Palestina sebagai negara, dengan mengungkapkan terima kasih kepada anggota parlemen Prancis.
"Kami menyeru pemerintah Prancis menerjemahkan suara parlemennya ke dalam tindakan," kata pernyataan Hanan Ashrawi, pemimpin kawakan di Organisasi Pembebasan Palestina.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada anggota parlemen Prancis untuk persetujuannya pada resolusi memihak keadilan dan martabat manusia," kata dia.
"Agar perdamaian menang, dukungan untuk penyelesaian dua negara harus lebih dari ucapan di bibir," kata Hanan.
"Jika anggota masyarakat dunia betul-betul ingin menciptakan negara Palestina merdeka, mereka harus melakukan langkah nyata dan sungguh-sungguh untuk mengakhiri pendudukan dan mengakui negara Palestina.”
Anggota parlemen Prancis memberikan suara mendukung pengakuan Palestina sebagai negara, mengikuti langkah serupa di Inggris dan Spanyol, saat negara Eropa berusaha memulai kembali upaya perdamaian Timur Tengah, yang terhenti.
Kedutaan besar Israel di Paris mengecam pemungutan suara itu dan menyatakan bahwa hal itu berbahaya bagi kesepakatan perdamaian. Bulan lalu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga memperingatkan bahwa hal itu akan menjadi kesalahan besar.
"Israel percaya bahwa suara di Majelis Nasional itu akan mengurangi kemungkinan pencapaian kesepakatan Israel dengan Palestina," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
"Keputusan tersebut memperkeras sikap Palestina dan mengirim pesan salah kepada warga dan pemimpin di kawasan itu," tambahnya.
Rancangan resolusi untuk memulai kembali perundingan penyelesaian akhir sengketa Israel-Palestina diperkirakan disampaikan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pertengahan bulan ini, kata utusan Palestina untuk badan dunia itu.
Riyad Mansour menyatakan naskah susunan Prancis itu diperkirakan berisi peenetapan rencana perudingan mengenai perjanjian perdamaian akhir dan kemungkinan batas waktu kedua bagi negara Palestina.
"Prancis terus berusaha membawa semua rekan Eropa mendukung dan saya pikir, perundingan itu akan berhasil," kata Mansour kepada AFP.
Prakarsa Eropa pimpinan Prancis itu diperkirakan dibicarakan di Brussels pada Selasa depan ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berunding dengan menteri-menteri negara Eropa dalam pertemuan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...