Protes Anti-Piala Dunia Melanda Sao Paulo dan Rio
SAO PAULO, SATUHARAPAN.COM – Polisi anti huru hara di Brasil telah menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Sao Paulo dan Rio de Janeiro yang memprotes biaya yang besar untuk menjadi tuan rumah dalam perhelatan sepak bola Piala Dunia pada Juni mendatang.
Beberapa demonstran melemparkan batu, sementara yang lain membakar ban dan memblokir jalan-jalan.
Mereka menyatakan kemarahannya karena telah dihabiskan miliaran dolar untuk turnamen sepak bola yang akan diadakan pada bulan Juni daripada untuk proyek-proyek sosial dan perumahan.
Protes juga berlangsung di kota-kota lainnya, termasuk di ibu kota Brasilia.
Guru, PNS dan beberapa di antara pekerja lainnya juga melakukan mogok di seluruh Brasil.
Demo Sering Terjadi
Di Rio, sebuah foto menunjukkan ratusan orang berbaris di lalu lintas pada jam sibuk di sebuah jalan raya utama. Kota ini akan menjadi tuan rumah pertandingan final Piala Dunia pada tanggal 13 Juli mendatang.
Para pengunjuk rasa di Rio dan Sao Paulo sempat terjadi bentrok dengan polisi sebelum akhirnya bubar.
Jumlah orang yang turun ke jalan untuk mengadakan aksi protes lebih rendah daripada tahun lalu.
Beberapa dari mereka mengambil bagian dalam aksi protes tersebut dan berjanji akan mendapatkan massa yang lebih besar dan melakukan aksi demo lebih sering ketika Piala Dunia semakin dekat.
Pada Juni tahun lalu, lebih dari satu juta orang turun ke jalan terkait dengan pelayanan publik yang buruk, korupsi dan tingginya biaya yang dikeluarkan sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia.
Turnamen ini akan dimulai pada 12 Juni mendatang.
Wartawan BBC, Gary Duffy di Sao Paulo mengatakan bahwa skala protes akan diawasi ketat oleh pemerintah sebagai indikasi tantangan keamanan yang mungkin mereka hadapi selama turnamen.
Dia menambahkan bahwa, dengan dua peristiwa besar tahun ini yaitu Piala Dunia dan pemilihan presiden, banyak kelompok melihat kesempatan ini untuk memberikan tekanan yang besar kepada pemerintah.
Demonstrasi dimulai di Sao Paulo, dengan salah satu protes terbesar dalam Itaquera kabupaten kota dekat stadion Arena Corinthians yang akan menjadi tuan rumah pertandingan pembukaan turnamen.
Para pengunjuk rasa menuntut ada perumahan dan bukan stadion yang dibangun sesuai dengan standar FIFA yang merupakan badan sepak bola dunia.
Tidak Ada Kepanikan
“Tujuan kami adalah simbolis,” kata Guilherme Boulos, kepala Gerakan Pekerja Tunawisma.
“Kami tidak ingin menghancurkan atau merusak stadion. Yang kita inginkan adalah lebih banyak hak bagi pekerja untuk memiliki akses perumahan dan untuk menunjukkan efek Piala Dunia berimbas kepada orang miskin.”
Pemerintah telah berusaha untuk mengecilkan skala kerusuhan yang terjadi pada Kamis (15/5) dengan alasan hal itu tidak terkait pada Piala Dunia.
“Dari apa yang saya lihat, ini adalah tuntutan tertentu dengan para pekerja. Saya tidak melihat hal tersebut ada kaitannya dengan Piala Dunia,” kata Menteri Olahraga Brasil, Aldo Rebelo.
“Tidak ada alasan untuk panik menjelang menerima tiga juta wisatawan Brasil dan 600.000 wisatawan mancanegara (untuk masing-masing turnamen).”
Protes yang direncanakan bertepatan dengan berbagai serangan termasuk salah satu kepolisian yang terjadi di negara bagian utara-timur Pernambuco.
Tentara ditempatkan di sana untuk memberikan dukungan tambahan setelah beberapa perampokan dan penjajahan sebelum pemogokan berakhir di hari ketiga.
Media lokal melaporkan bahwa, dalam 24 jam terakhir saja sebanyak 234 orang ditangkap. Recife, ibu kota negara bagian akan menjadi tuan rumah untuk lima pertandingan selama Piala Dunia. (bbc.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Bahaya Aneurisma Otak dan Cara Penanganannya
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM - Dokter Subspesialis Aneurisma Mardjono Tjahjadi dari Mandaya Royal Hosp...