Putri Kim Kardashian Dibaptis di Yerusalem
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Bintang reality show asal Amerika Serikat Kim Kardashian dan suaminya Kanye West seorang penyanyi rap, membaptis putri mereka di Katedral Armenia Kota Tua Yerusalem pada Senin (13/4).
Pasangan ini terbang dari Armenia kemudian mendarat di bandara Ben Gurion Tel Aviv sebelum pergi ke Kota Suci untuk upacara keagamaan tersebut.
Rombongan tersebut berhenti di St James Cathedral di jalan sempit Armenia Quarter disambut oleh ratusan penggemar yang berteriak histeris dan memanggil Kardashian ketika dia turun dari mobilnya dengan menggendong putrinya bernama North yang berusia 21 bulan.
“Di sinilah baptisan akan dilaksanakan,” kata Uskup Agung Aris Shirvanian kepada wartawan yang berkumpul di depan pintu masuk gereja.
“Putri Kim Kardashian akan dibaptis dan dia akan menjadi seorang Kristen resmi dan anggota gereja Armenia.”
Kim yang terkenal karena lekuk tubuhnya itu berpakaian sederhana dalam gaun emas lipit panjang hingga ke lantai, berlengan panjang dan bagian kerahnya menyilang. Sementara putrinya mengenakan gaun putih panjang dan tidak mengenakan alas kaki meskipun saat itu cuacanya memasuki masa musim dingin. Kanye West juga berpakaian serba putih.
Pasangan itu kemudian masuk ke dalam gereja untuk melakukan kebaktian, setelah itu mereka akan mengunjungi Gereja Makam Kudus di Kota Tua Christian Quarter.
Gereja luas tersebut dibangun di situs di mana orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus disalibkan dan bangkit kembali.
Mereka rencananya juga akan mengunjungi Tembok Ratapan, tempat paling suci di mana orang-orang Yahudi dapat berdoa yang berlokasi di Jewish Quarter.
Darah Armenia Kim didapat dari ayahnya yang kala itu keluarganya pindah ke AS dari daerah yang saat ini bernama Turki.
Perjalanan delapan hari Kim bertepatan dengan upacara peringatan untuk menandai 100 tahun pembantaian 1,5 juta orang Armenia pada hari-hari terakhir kekaisaran Ottoman.
Banyak sejarawan menggambarkan Perang Dunia I sebagai genosida pertama di abad ke 20 tapi Turki menyangkal tuduhan tersebut.
Paus Fransiskus dalam khotbahnya menggunakan kata “genosida” dalam kebaktian khusus di Vatikan pada Minggu (12/4) untuk memperingati 100 tahun kekejaman Turki terhadap orang Armenia, tetapi ternyata penggunaan kata tersebut memicu kemarahan pemerintah Turki. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...